BIREUEN | BN – Ikatan Alumni Kebidanan Universitas Almuslim (IKABUA) mengelar kegitan pertemuan ilmiah bertempat di Auditorium Academik Center (AAC) Ampon Chiek Peusangan Kampus Universitas Almuslim, Sabtu 10 Desember 2016.
Menurut keterangan yang disampaikan Direktur Kebidanan Umuslim Nur Hidayati ,MPh kegiatan ini terlakasana atas prakarsa Ikatan Alumni Kebidanan Universitas Almuslim (IKABUA) dengan menghadirkan pemateri Dr.dr.HM.Andalas,Sp.OG.,Fmas (RSUZA/Dosen Unsyiah) dan Erika Yulita Ichwan,M.Keb (pengurus IBI Pusat).
Ditengah kesibukannya beraksi menata tahapan pilkada karena turut maju sebagai Calon Bupati Bireuen dalam pesta pilkadasung 2017 mendatang, Rektor Umuslim Dr.H.Amiruddin Idris,SE.,MSi yang menyambut baik serta mengapresiasi penuh kegiatan kalangan bidan tersebut dan mengharapkan agar pertemuan ilmiah ini dapat memberi makna serta penambahan pengetahuan ilmu baru bagi bidan dalam meningkatkan profesionalitasnya.
Sepenggal kata nasehat dari bagian kata sambutannya Amiruddin menyatakan, bahwa pihaknya terus mendorong Diploma III Kebidanan untuk selalu melakukan berbagai kegiatan dalam mendukung peningkatan keilmuan dan profesionalitas, karena kondisi hari ini apabila seorang bidan tidak memiliki profesionalitas maka bidan tersebut akan sangat sulit untuk memberikan pelayanan yang prima bagi pasien.
Tokoh pendidikan masyarakat Bireuen ini juga mendalami, menyangkut kondisi hari ini, Lulusan kebidanan sekarang sangat banyak di Aceh, kalau hal ini tidak tertangani dengan benar –benar baik tentang profesionalisme maupun luasan lapangan kerja maka akan terjadi suatu persoalan bagi daerah, pada kesempatan ini kami mengajak pengurus IBI Provinsi Aceh agar secara bersama dengan lembaga pendidikan untuk memikirkan solusi terbaik terhadap persoalan ini.
Usai Apresiasi dari Rektor Amiruddin Idris, Pemateri Erika Yulita Ichwan,M.Keb mengupas materi bertajuk “Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan”. Menurut Erika, tujuan materi ini adalah untuk memberikan pemahaman bagi tenaga medis khususnya bidan tentang tata cara dan update STR terkini, yang selama ini menjadi persoalan bagi tenaga bidan.
Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pusat ini dengan gaya khasnya memaparkan materi dengan tentang berbagai persoalan yang menyangkut Surat Registrasi ( STR) bagi seorang bidan.
“Menurutnya STR adalah ibarat seseorang yang mengenderai kenderaan yaitu harus mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM) dulu, begitu juga tenaga bidan harus mempunyai STR apabila seorang Bidan tidak ada STR maka bidan tersebut tidak boleh bekerja dan membuka praktek, syarat untuk memdapatkan STR mereka harus lulus uji Kompetensi dulu,” kupas Erika.
Dalam kelangsungan sesi pemaparannya, Erika Yulita yang dimoderatori oleh sosok senioritas Ilmu Kebidanan Hj Suryati Mahmud,SKM (mantan Pengurus IBI Aceh) berlangsung penuh keceriaan. Manyoritas peserta mengikuti dengan sangat fokus karena isi dari materi adalah berbagai persolan inti yang mereka alami selama ini.
Sementara menurut Ketua Panpel, Khaliza didampingi Siti Rahmah kegiatan yang dilaksanakan pihaknya bertujuan untuk peningkatan kapasitas keilmuan kebidanan dan juga untuk mencari solusi terhadap berbagai problema yang terjadi tentang STR dewasa ini.
Pertemuan penuh makna berkaitan dunia kebidanan tersebut berlangsung selama satu hari penuh dipapah oleh dua orang pemateri untuk sebanyak 800 peserta yang terlibat, terdiri tenaga bidan yang bertugas dari berbagai puskesmas, Rumah Sakit dan mahasiswa kebidanan yang ada di Kabupaten Bireuen,Aceh Utara dan Kotif Lhoukseumawe. (Roesmady/real)