BIREUEN | BN – Seiring waktu bergulir, lima kandidat calon bupati di Kabupaten Bireuen terus beraksi mengisi masa tahapan kampanye diberbagai tempat. Beragam jurus dipersaksikan kepada publik dalam meraup pendukung sebanyak-banyaknya.
Berbagai aksi melanggar aturan pun mulai berlaku, mulai dari penghilangan bendera dan spanduk lawan, mengolah isu miring ditengah-tengah massa hingga membuat-buat intonasi dan bahan orasi yang tidak masuk akal untuk memojokkan moral kandidat lawan, seperti yang diberlakukan oleh kandidat pasangan bermotto “Harus Jadi,” melalui video orasi politiknya.
Pasangan Calon bupati “petahana” Kabupaten Bireuen priode 2017 – 2022 H Ruslan M Daud – H Jamaluddin Idris dalam seminggu terakhir dihujani protes disertai berbagai bentuk kecaman oleh insan dumay (dunia maya) setelah menyaksikan isi video orasi kampanyenya yang diunggah seorang nitizen pemilik status Fb bernama “Pengajian Politik Islam”, 22 November 2016.
Dalam durasi rekaman video itu Ruslan berulang-ulang menyatakan bahwa dasar negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila, bukan menurut Alquran dan Hadis.
Setelah H Ruslan, disusul H Jamaluddin cawabup pasangan Ruslan yang mendapat serangan (dibuly) lebih dasyat oleh puluhan nitizen juga terkait orasi politik di Kecamatan Makmur, yang unggah via FB yang dinilai ngaur, meremehkan serta memojokkan kandidat calon bupati/wakil bupati Bireuen lainnya dengan sangat kentara.
Kutipan kalimat yang diutarakan H Jamal antara lainnya, Tgk Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang merupakan ulama berkaliber tingkat Internasional bahkan nasional kemudian pemimpin pesantren besar di Propinsi Jawa Timur. Tapi Kenapa Gus Dur saat itu mundur dari kursi kepresidenan.
Disambung dengan jawaban, “Keputusan itu dilakukan karena Gus Dur nggak sanggup mikir karena di Indonesia banyak sekali agama. Selain Islam, Ada agama Kristen, ada Budha, ada klenteng didalamnya dan ada juga gereja besar-besar,”ucap H Jamal dengan gaya PeDe dibumbui intonasi menggebu- gebu.
Oleh karenanya, apakah cocok kalau seorang ulama masuk ke gereja..? nah, karena dipastikan tidak seuai itulah maka beliau memilih mundur dari jabatan presiden. Sama halnya dengan di Kabupaten Bireuen ini, ada gereja dan ada pula lapangan bolakaki.
“Apakah cocok seorang ulama nanti bermain bola..?,” celoteh mantan wakil ketua MPU Bireuen ini, sasarannya mengarah kepada calon lawan dari unsur ulama yang tak lain adalah Tgk H Abdul A Wahab (Tu Sop).
Nah, berbeda dengan saya, sambung pasangan calon dari kandidat “Harus Jadi” yang bertekat maju melalui jalur independen, saya ini bukanlah ulama sekaliber mereka. Kalau di kalangan Pesantren Darussa’dah saya memang dianggap seorang ulama, tapi ilmu yang ada pada saya bukan saja bidang tafsir-tafsir kitab itu saja.
Tgk H Jamaluddin merupakan Pimpinan Pesantren Darussa’dah Cabang Gandapura dan Pensiunan PNS Kemenag di Kabupaten Bireuen dan pernah diangkat sebagai Imum Besar Mesjid Agung Kabupaten Bireuen.
Bidang Administrasi Negara saya kuasai, bidang hukum insyaallah saya sarjana bidang hukum, mengenai hukum islam malah lebih-lebih saya kuasai lagi, sementara bidang ilmu pemerintahan 27 tahun saya bekerja dalam tata pemerintahan.
Jadi lanjut H Jamal, masalah agama dan pancasila itu saya sudah mengerti, jika nanti masuk dalam pemerintahan saya sudah siap dan tidak sibuk lagi untuk mencari pulpen.
Diteruskan lagi, begitu juga kemampuan menguasai ilmu tata Negara dan pemerintahan yang dipunyai Ruslan M Daud calon bupati pasangannya, kalau dia lebih hebat lagi. Jika anda mendengar dia berpidato anda pasti tercengang dibuatnya, pasalnya Ruslan itu bupati nomor 2 diaceh dalam hal jago berpidato.
Bahkan sebelum start tahapan pilkada hari itu Ruslan M Daud pernah diajak oleh Muzakkir Manaf (Muallem) untuk mendampinginya sebagai calon wakil gubernur Aceh berpasangan dengan Ketua Umum PA DPP pusat, Muzakkir Manaf (Muallem).
Tapi karena dipertahankan oleh ulama Abu Tu Min Blang Bladeh dan juga Abu Mudi Samalanga dengan cara memelas, jangan pergi ke Banda Aceh wahai anakku, Masyarakat Bireuen masih sangat membutuhkan kamu, oleh karena itulah Ruslan bupati kita itu tidak jadi berangkat, mencalonkan diri untuk Wakil Gubernur Aceh.
Disisi lain, mengisi waktu orasi politiknya di Kecamatan Simpang Mamplam, Ruslan M Daud seperti yang sempat diberitakan beberapa media online dan videonya diuploud seorang facebooker dengan nama status Pengajian Politik Islam 17 November 2016.
Bunyi kata yang disampaikan dalam orasi Ruslan M Daud itu juga telah memunculkan berbagai penilaian yang dibumbui dengn kata sumpah serapah, sinis, malah ada pula yang menilai Ruslan sudah seperti Ahok, sipenista agama islam.
Apalagi keduanya Ahok dan Ruslan merupakan balon yang sama-sama didukung oleh Partai PDI-P, komentar dari dua penghuni dumay Fb.Misalny, coment yang ditulis oleh dua pemilik status dari ratusan tanggapan nitizen lainnya, contohnya saja dari status Abati Kuta Kreueng dan Adi Elfirachi :
Abati Kutakrueng :
MENAFIKAN ALQURAN DAN HADIS LANDASAN HUKUM BAGI UMMAT ISLAM DI INDONISIA ADALAH BERBAHAYA BAGI AQIDAH .NAUZUBILLAH MINZALIK. TAUBAT LAH HAI SAUDARAKU. MEMALUKAN BAGI TGK TGK YG MENDUKUNG ANDA.
Adi Elferachi :
Jangan selalu membodohi ummat seolah seolah Aceh di saat bergabung dengan NKRI tidak bisa mengatur segala aspek dengan bersyariat, seolah olah kita pisahkan syariat krn bertentangan dengan NKRI padahal ini tidak, kalo begitu untuk apa mereka berdamai?
Apalagi kan Aceh punya hak Khusus terutama tentang penerapan syariat, NTB aja yang tidak punya hak khusus bisa menjajalankan syariat dengan baik, ini semua tergantung pengeksekusi kebijakan. Semoga di Bireuen tidak melahirkan new penista agama.
Hal yang ironis, sejak tercantumnya video salah satu kandidat calon bupati Bireuen pilkada 2017 mendatang itu telah menjadi buah bibir bagi masyarakat Bireuen dari berbagai kalangan dan mencernanya dengan berbagai tanggapan.
Meskipun sudah sedemikian heboh disebut-sebut masyarakat, namun tidak demikian bagi Ketua Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Kabupaten Bireuen Muhammad Basyir SHI MA ketika dihubungi Bongkar News melalui nomor ponsel pribadinya Kamis 24 November 2016, untuk memastikan titik lokasi berlangsungnya acara kampanye yang ada dalam rekaman video tersebut Muhammad Basyir mengaku belum tau hal itu, karena tidak mengikutinya. (Roesmady)





