DIDUGA MEMPERKAYA DIRI DIKAWASAN GIAM SIAK KECIL BUKIT BATU, OKNUM MASYARAKAT SEWA ALAT BERAT.

SIAK[BN]•Belum hilang dalam ingatan permasalah kawasan hutan Giam Siak Kecil Bukit Batu yang masuk wilayah kabupaten Siak, yang masih ditindaklanjuti oleh Komnasham Republik Indonesia sampai saat ini karena sudah ada masyararakat dikawasan tersebut sejak tahun 2008 yang lalu, tetapi dari pihak Koalisi LSM sangat geram dengan adanya oknum masyarakat yang memiliki kebun sawit diareal tersebut yang mencapai puluhan hektar, dengan mengambil kesempatan mempekerjakan alat berat jenis exsavator.

Terkait permasalahan tersebut, awak media ini sebelumnya telah mendapat informasi dari salah seorang narasumber yang tidak ingin identitasnya dituliskan awak media ini, membenar bahwa ada alat berat exsavator yang kerja dilahan kebun sawit salah seorang oknum masyarakat yang berinisial LBS yang memiliki luas mencapai puluhan hektar.selasa 28/03/2017, untuk memastikan informasi tersebut, awak Media ini melakukan investigasi lapangan dilokasi untuk memastikan keberadaan alat berat exsavator yang maksud, ternyata memang benar bahwa alat berat sedang melakukan pekerjaan steking dalam kebun sawit oknum masyarakat sesuai informasi yang didapatkan sebelumnya.

Bacaan Lainnya

Dilapangan juga ada salah seorang warga berinisial RR, setelah awak Media ini melakukan wawancara terkait alat berat tersebut, ianya mengaku bahwa “saya hanya pekerja lapangan dan jaga kebun. Yang punya ladang adalah bos saya dari Kecamatan kandis yaitu inisial LBS, dan nama lengkapnya saya tidak tau karena jarang kami ketemu dan lahan yang saya jaga ini bos saya dulu beli dari warga Kampung Jaya Pura Kecamatan Bungaraya” tuturnya.

Dari salah seorang yang mewakili Koalisi LSM yaitu Azis Santorian ketua LSM Peduli Lingkungan dan Pembangunan Riau (LSM PLPR) DPD Kabupaten Siak, saat dimintain tanggapannya oleh awak media ini terkait alat berat exsavator yang sedang melakukan pekerjaan steking dikebun sawit oknum masyarakat yang mencapai puluhan hektar itu, “ya, saya selaku ketua LSM PLPR sangat kesal dan menyayangkan atas tindakan oknum masyarakat dengan menggunakan alat berat yang belum final lagi sampai dimana saja batas-batas yang bisa diusahakan masyarakat areal tersebut karena dari pihak LSM belum mendapatkan informasi yang akurat, kiranya ada tindakan dari Gakkkum MenLHK dan Komnasham karena diduga oknum masyarakat tersebut sengaja memperkaya diri didalam kawasan GSKB terbut” tegasnya.

“Kalau kita ingat kedatangan Komisioner Komnasham ibu Siti Nurlela (kamis 10/11/2016), usai pemusnahan secara simbolis di areal kebun sawit milik Kompol Suparno,SH, yang turut hadir Dirjen GAKUM MenLHK “Rasio Ridho Sani” dan dari BKSDA wilayah Riau, dalam kofresi Pers nya Komisioner Komnasham menyebutkan kalau keberadaan masyarakat di dalam kawasan hutan Biosber GSK-B tersebut, ada dua bagian kelompok, yaitu masyarakat yang bertahan hidup dengan memperjuangkan kehidupannya, dan masyarakat yang memperkaya diri. kalau masyarakat yang benar-benar memperjuangkan hidupannya itulah yang sudah bermukim saat ini, maka dilakukan pembinaan oleh Pememerintah, baik dengan cara kemitraan untuk pemberdayaan atau dengan pola lainnya. Sedangkan masyarakat yang memperkaya diri, maka dilakukan penegakkan hukum. Justru apa yang dilakukan saat ini oleh oknum masyarakat dengan dapat menyewa dan mempekerjakan alat berat dikebun yang dikuasainya saat ini patut diduga memperkaya diri karena tidak mengindahkan himbauan dari Komnasham dan KemenLHK” tambah Azis. (A.BB/WRW)

Pos terkait