H Saifannur Sosok Kontraktor Sukses Dan Belum Saatnya Di”label” Bupati Gagal

Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke -72 di Kabupaten Bireuen, dipusatkan di Stadion Cot Gapu, Bireuen , Kamis 17 Agustus 2017 berlangsung khidmat dan sukses. Bupati Bireuen Terlihat sedang menyerahkan Bendera “Merah Putih” Kepada Seorang Peserta Paskibra Untuk Disemat dan Dikibarkan ditiang Yang Telah Disedikan.

BIREUEN | BN – Sudah 100 hari lebih  H Saifannur SSos dan Muzakkar A Gani menakhodai pemerintahan Kabupaten Bireuen menyusul pengukuhan sahnya sebagai Bupati Kabupaten Bireuen terpilih untuk priode 2017 – 2022 oleh Gubernur Provinsi Aceh Drh Irwandi Yusuf pada tanggal 10 Agustus 2017.

Tokoh berseberangan terutama pada masa menjelang Pilkadasung awal 2017 lalu, sangat getol meyuarakan sisi miring yang muncul selama Bireuen Berganti “Hero” dari H Ruslan kepada H Saifan sejak hampir empat bulan silam.kemajuan tek. Meskipun demikian H Siafannur terus menapaki jalur yang diyakini kian menjanjikan untuk dilintasi hingga tiba dilokasi sasaran yang dirancangnya sejak awal.

Bacaan Lainnya

Beberapa Tokoh masyarakat yang dimintai gambarannya tentang pendapatnya melihat kemajuan Kabupaten Bireuen dari berbagai latar belakang Menilai barometer terkait sukses atau tidaknya  tanggunggungjawab seorang kepala daerah dalam masa kerja hanya setakat 100 hari, rasanya sungguh kurang elok jika sistem yang cendrung mengundang  aib seseorang dari tingkat SDMnya. Penilaian logis tersebut sejak harii perdana berkuasa  dengan gambaran keberhasilan kinerja 100 hari terhadap H Saifan dan Muzakkar  rasanya sangat  kurang elok.  Mengingat,  hari perdana berkuasa hingga sekarang ini Jumat 24 November 2017, adalah termasuk masih  masa-masa rancangan pembahasan anggaran antara DPRK  dengan Kuasa SKPK Pemerintah Kabupaten Bireuen mengenai sumber serta sistem penggunaan anggaran TA 2018. .

Melaksanakan program pembangunan daerah sebagaimana dijanjikan oleh pasangan kandidat unggul pada saat pra dan pasca pengukuhan tentu akan berkaiatan dengan penggunaan anggaran dan sumbernya secara terperinci serta tepat sasaran.

Terkait hal ini, jikapun H Saifannur – Muzakkar A Gani disahkan sebagai nakhoda Kabupaten Bireuen awal Agustus 2017 dan hari ke 100 nya yaitu pada pertengahan bulan November 2017, sehingga tenggang waktu ini tidak tergolong masa-masa pencairan dan penggunaan dana terutama sebagaimana yang terjadi setiap Tahun Anggaran tingkat  pemerintah daerah.

Pada akhir Tahun Anggaran tepatnya bulan Agustus  hingga  bulan November 2017 sekarang ini, aktivitas jalannya sebuah  pemerintahan tingkat kabupaten adalah sedang fokus terhadap rancangan pembahasan anggaran oleh DPR setempat. Baik itu menyangkut pembahasan Anggaran Perubahan (APBKP) Tahun berjalan dan seperti biasa akan berlanjut dengan pembahasan APBK murni yang akan pergunakan pada tahun berikutnya.

Karnanya adalah masuk akal apabila kita menilai bahwa kurat tepat apabila kita melakukan evaluasi kinerja pemerintah daerah pada masa program yang mesti teraplikasi sesuai dengan rancangan awal yang sudah disahkan adalam merupakan hasil desainer yang tersisa daripada pengambil kebijakan sebelumnya.

Sehingga tak salah rasanya jika H Saifannur pada suatu kesempatan temu ramah dalam suatu moment denga para Wartawan Bireuen usai pesta Pilkadasung, di gedung kantor Partai Golkar Cot Gapu Bireuen menjawab seloroh pertanyaan seorang wartawan menyangkut fokus program kerja 100 hari yang akan dibuktikan.

“Yang pasti Kami (H Saifannur – Muzakkar )bukanlah pasangan kepala daerah  yang bertanggungjawab terhadap pembangunan Bireuen dalam masa hanya sebatas 100 hari saja . Akan tetapi kami akan berbuat semaksimal mungkin memajukan serta mensejahterakan masyarakat Bireuen selama satu priode kedepan atau hingga tahun 2022  mendatang,” begitu timpal H Saifannur dengan intonasi candaan.

Terlepas daripada penilaian miring dari pengaruh macam image lainnya, sebagai penerima tongkat komando orang pertama yang menakhodai jalannya roda pemerintahan Kabupaten Bireuen langkah dan semangat kerja sosok seorang H Saifan pun sudah tertata sedemikian padat.

“Saifannur bukanlah sosok yang suka melempem, penghayal, sembari terhenyuh dengan kelembutan usapan tangan lembut dayang-dayang yang siaga diatas sangsana kebesaran kepercayaan dari masyarakat  Bireuen.

Jadi Tak usah Khawatirkan dengan kemegahan tingkat 100 hari nya dia memimpin,” Demikian tanggap seorang tokoh pendidikan di Kota Kabupaten Bireuen menanggapi  sebuah berita yang mengesankan seakan H Saifannur itu tidak tanggap apa yang harus dilakukan setelah menjadi Bupati Bireuen, Jum’at 24 November 2017.

Apalagi pada awal bulan perdana yang merupakan tahap menyesuaikan diri dari status sebelumnya dari seorang konglomerat kepada seorang yang berstatus seorang  kepala daerah.

Meskipun perubahan itu bukanlah hal sulit baginya berkat pengalaman, tingkat pergaulan serta didukung oleh tingkat pendidikan sosialnya yang bertitel S1, social politik (SSos).

Dalam aspek lainnya kita juga harus mengakui dalam masa-masa triwulan pertama, Direktur Utama Perusahaan Kontruksi PT Cipta Karya Aceh H Saifannur yang cukup disegani terutama oleh rekan-rekan level setara saingan tahap petenderan sebuah proyek,  terlihat pro aktif menangani berbagai hal dalam posisi seorang Kepala Daerah tingkat II.

Selain memenuhi sejumlah acara seremonial di Pendopo Bupati, di aula gedung kantor bupati, Aula Setdakab Lama dan Aula DPRK Bireuen juga turun kelokasi-lokasi memantau sesuatu pelaksanaan program yang berkaitan dengan masyarakat ramai.

Misalkan saja pengambilan insiatif untuk melihat langsung persediaan alat berat dalam melaksanakan sistem kinerja sebuah perusahan yang menangani hambatan pengairan Aramco dikawasan Kecamatan Juli pada minggu awal beliau dikukuhkan sebagai Bupati Bireuen.

Kerusakan sarana pengairan Aramco ini sempat membuat aktifitas petani dibeberapa kecamatan seputaran Kabupaten mandeg libur tak terjadwal. Keadaan ini membuat H Saifan ambil sikap cepat menjangkau lokasi bermasalah sekaligus mewanti-wati kepada rekanan agar memacu jadwal kesiapannya, demi ratusan hingga ribuan masyarakat di Seputaran Kabupaten Bireuen yang sudah dua kali musim tanam saat itu, tidak turun beraktifitas karena tidak ada air.

Demikian pula langkah cepat yang diperagakan sebagai kepekaan terhadap informasi meluapnya sebuah waduk akibat kondisi saluran yang sumbat di Desa Lancok Ulim Kecamatan Pandrah. Kejadian tersebut memang rutin terjadi terutama pada musim hujan, sementara kondisi waduk tidak sterile untuk diairi.

Peristiwa yang terjadi belum lama ini atau tepatnya  Sabtu Malam 10 November 2017, hingga mengakibatkan sejumlah rumah warga beserta puluhan hektar area persawan di Desa Lancok Ulim dan desa sekitarnya terendam air karena derasnya hujan.

Yang pasti hanya jelang beberapa saat menyusul datangnya informasi iklim tidak bersahabat yang menimpa warga Kecamatan Pabdrah Bupati Bireuen H Saifannur S.Sos bersama wakilnya Dr Muzakkar  A Gani langsung meminta jajarannya mempersiapkan tansportasi untuk menjangkau TKP yang berjarak sekitar 25 kilometer arah Barat Kabupaten, sekaligus memboyong sejumlah pejabat teras jajarannya seperti  Sekda Zulkifli, Kepala BPBD plus Kepala Dinas Sosial Setdakab Bireuen.

Dari rutinitas bagian  tanggungjawab seorang kepala daerah nyata terlihat bahwa kandidat unggulan pilkada lalu itu sangat peka terhadap tekanan yang sedang dialami warganya,serta cepat tanggap “keluar Istana” menuju TKP untuk mencari solusi, demi membangun serta mensejaterakan masyarakat yang tersebar di 17 jumlah kecamatan dalam Kabupaten Bireuen.(Roesmady)

Pos terkait