BANYUASIN l bongkarnews.com – Proyek Pengecoran jalan dari Desa Lebung, Kecamatan Rantau Bayur, sampai dengan Talang Kebang, Kelurahan Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, dipersoalkan.
Pasalnya, Proyek yang dikerjakan oleh CV Setia Usaha dengan pagu sebesar 431 juta tersebut diduga dikerjakan asal-asalan.
Dari pantauan dilapangan proyek pengecoran jalan tersebut adukan semen hanya menggunakan molen manual dan tidak menggunakan takaran semen, pasir dan koral. Dikhawatirkan dari pengerjaan proyek seperti ini kualitas jalannya tidak akan bertahan lama.
“Kita perhatikan pengerjaan proyek Jalan Talang kebang ini diduga dikerjakan asal-asalan , sebab mereka menggunakan molen manual dan bahan bangunannya diaduk hanya di lempar-lempar saja menggunakan skop” ucap, salah seorang pengguna jalan yang melintas dan tidak mau disebutkan namanya. Kamis (11/10).
Dirinya menyayangkan, anggaran besar tersebut dikejakan tidak sesuai standar yang semestinya.
Sementara lanjut dia, jalan tersebut akses jalan yang menghubungkan dua Kecamatan, tidak sesuailah kalau cara pengerjaannya seperti ini.
“Paling tidak memakai ridemix atau hotmix agar kualitas jalannya ini bisa lebih awet, kalau seperti ini kemungkinan tidak tahan lama, sebab yang melewati jalan ini mobil pengangkut pasir dan mobil pengangkut kayu balok dengan tonase puluhan kubik” ujar dia.
Senada dikatakan, Umir Tono SH Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Sriwijaya Sumatera Selatan (LS3) dan Ketua LSM Nusantara Ekspres Banyuasin Ismail , menilai proyek tersebut diduga dikerjakan tidak sesuai standar mutu, kalau adukannya memakai molen manual dan bahan bangunannya tidak mempunyai takaran.
“Itu gila namanya, masa jalan akses Kecamatan menggunakan molen manual. Pasir, koral, dan semen dilempar-lempar pula pakai skop, semestinya menggunakan takaran 123 biar masyarakat tahu, adukannya.” ucap, Umir Tono saat didampingi Ismail.
Dirinya meminta kepada Bupati Banyuasin untuk menindak lanjuti proyek bangunan yang dikerjakan oleh CV Setia usaha tersebut. Ini tantangan Bupati Banyuasin yang baru, kita mendukung penuh program H Askolani.
“Dengan pembangunan yang ada saat ini kita sangat mengapresiasi kerja Bupati 100 hari kerja, namun bila diduga asal-asalan seperti ini bisa merusak program 100 Hari Bupati Banyuasin kita yang baru ini” tegas dia.
Sementara Kontraktor CV Setia Usaha saat ditemui mengaku bahwa didalam RAP sebagai pedoman mereka melaksanakan pekerjaan tidak ada penggunaan hotmix ataupun ridemix, hal tersebut berasal dari dinas terkait langsung, sehingga mereka menggunakan molen manual untuk mengaduk bahan bangunan seperti pasir. Semen, dan koral.
“Ya , di RAP nya tidak ada ridemix atau hotmi, memang kalau maunya kami memakai ridemix, biar cepat selesai kerjaan kita ini” ucap, Firman Pemilik CV Setia Usaha,saat dibincangi awak media Kamis (11/10).
Menurut Firman, bahwa dirinya tidak tahu menahu mengenai RAP yang keluar, dari Dinas PU TR. Tidak ada mutu dari sananya, jadi kita samakan saja, entah itu K75, K250, dan molen kita satu sak semen , untuk Jalan Lebung ya mereka memang ada di RAP nya Ridemix , kenapa beda ya ??.
“Saya memang benar – benar tidak tahu, silahkan saja tanya ke pihak Dinas, kalau beda ya jelas beda Jalan Lebung tidak ada pengerasan, sedangkan kita ada, mereka tidak pakai besi kita pakai besi,” ucap dia. (MD)