Medan BN-Atraksi seni dan tari etnis Tapanuli Utara (Taput) yang kali ini mendapat giliran mengisi Panggung Hiburan Rakyat di Jalan Bukit Barisan (sebelah utara Lapangan Merdeka) mampu menyedot perhatian para pengunjung, Sabtu malam (15/10). Selain berhasil mengajak pengunjung menari dan menyanyi bersama, pertunjukan ini juga mampu mengobati kerinduan warga yang berdarah Taput akan Bona Pasogit (kampung halaman).
Ini merupakan pekan keempat digelarnya Panggung Hiburan Rakyat. Sebelumnya gawean Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan telah menyuguhkan atraksi seni dan tari etnias Melayu, Karo dan Tapanuli Selatan (Tapsel). Even ini digelar dalam rangka untuk melestarikan seluruh kebudayaan yang ada di Kota Medan. Di samping itu untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menikmati kebudayaan tradisionil yang memuat karifan lokal.
Siswa SMK Negeri 11 Medan dan Sumatera Etnik dengan apik membawakan seni dan tari etnis Taput. Sejumlah lagu daerah seperti Situmorang, Maragam-ragam, Jamila,Siantar Men serta tarian diantaranya Sihutur Sanggul dan Sigale-gale mereka bawakan dengan apik, sehingga mengundang pengunjung untuk menyanyi dan menari bersama.
Tidak itu saja, sejumlah pengunjung menggunakan kesempatan itu untuk foto selfie dengan para penari yang mengenakan pakaian daerah Taput sebagai bentuk ketertarikan mereka akan kebudayaan tradisionil tersebut. Para pengunjung benar-benar menikmati seni dan tarian yang disajikan hingga pertunjukan berakhir.
Wali Kota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S MSi diwakili Plt Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, Hasan Basri pun puas melihat antusiasme masyarakat menyaksikan panggung hiburan rakyat ini. Dikatakannya, event ini merupakan gagasan dari Wali kota untuk dipersembahkanm kepada para wisatawan lokal maupun mencanegara yang datang mengunjungi Kota Medan.
Artinya jelas Hasan, para wisatawandapat mengetahui setiap malam minggu digelar panggung hiburan rakyat yang mempersembahkan seni dan tari seluruh etnis yang ada di Kota Medan dengan memuat kearifan lokal. Selain seni dan tari, para wisatawan juga dapat menikmati aneka kuliner tradisionil yang tidak diragukan lagi kelezatanan dan kenikmatannya.
Meski panggung hiburan rakyat ini sudah berlangsung empat kali, Hasan tidak menampik masih banyak kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki sehingga pertunjukan ini mampu memuaskan para wisatawan. Untuk itulah mantan Kadis Pendidikan ini berjanji akan terus melakukan evaluasi, baik dari segi kemasan, publikasi, penataan, properti panggung maupun lighting.
“Di samping partisipasi stakeholder maupun SKPD terkait pun belum optimal, termasuk segi pembiayaan. Jadi memang dibutuhkan kesungguhan dan kesabaran kita semua. Yang pasti subtansinya ini bukan untuk hal yang sia sia. Dari sisi pengembangan dan pembinaan budaya tradisional, event ini sangat penting. Begitu juga dari sisi promosi kebudayaan, event ini sangat dibutuhkan,” kata Hasan.
Atas dasar itulah Hasan sangat mengharapkan masukan dari semua demi perbaikan agar panggung hiburan rakyat ini menjadi pertunjukan kebudayaan yang sangat dinanti dan dinikmati warga Kota Medan, terutama para wisatawan lokal maupun mancanegara. “Mari kita bersama-sama membangun Medan sebagai kota masa depan yang bermartabat, berbudaya dan nyaman bagi semua,” harapnya. (ndo)