Gerakan Komunitas Pemuda “Penyelamat Rumah Aceh Samalanga” Kian Menggema

Inilah Sosok Zamrony M Thaeb, Pemuda Asal Samalanga, Bireuen Yang Kini Berada di Negara Dubai, Abudhabi Ketika berada di Kampung halaman jelang bulan ramadhan belum lama ini, menyempatkan diri berpose dihalaman Bangunan Rumah Adat Aceh Samalanga, Bireuen yang kondisinya terlihat sangat memprihatinkan (Meu Tak Uyab), tanpa ada pihak yang peduli.

BIREUEN | BN – Rasa memiliki terhadap daerah dan situs budaya yang terlantar tanpa kepedulian pihak manapun sejak hampir tiga priode silam, khususnya dari kaum muda peduli daerah Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen terhadap satu unit bangunan rumah adat Aceh yang berdiri dipinggiran Kota Kecamatan tersebut terus digaungkan.

Semangat kesatuan komunitas sepemikiran dari berbagai latar belakang Nampak semakin mencuat hingga lewat media media sosial Facebook (FB) , Grup WAP (Wireless Application Protocol) serta jalur Istagram. Mereka membentuk kesatuan dengan mengatas namakan “Persatuan Pemuda Penyelamat Rumoh Adat Aceh Samalanga”.

Bacaan Lainnya

Pemuda-pemuda peduli kemajuan daerah Asal Samalanga yang mengharapkan kepedulian semua pihak utamanya yang terkait dengan pihak pelestarian situs budaya tingkat daerah dan propinsi itu adalah mereka yang saat ini berada dikecamatan, kabupaten, propinsi dan luar propinsi dan malah banyak juga mereka yang sekarang ini sedang bekerja di luar negeri.

Nitizen dengan nama status Zamrony M Thaeb misalnya, alumni Politeknik Lhokseumawe ini yang saat ini berada dan bekerja di bagian perminyakan Negara Abudhabi, Dubai terlihat begitu gencar mengikat persatuan melalui dumay mengajak pemuda sedaerah untuk menyuarakan pelestarian kembali rumah adat khas aceh yang ada di Samalanga daerah asalnya.

Begitupun dengan facebooker berstatus Joen Namploh. Sosok Pemuda putra M Yunus asal Desa Namploh Baro Samalanga yang sempat melanglang buana bersama anggota NGO antar bangsa ini meskipun saat ini berada di Negara Laos bersama rekan seperusahaannya dari berbagai Negara namun mesih sempat menyisihkan masa untuk berkoar melalui dumay demi kemajuan daerahnya.

Harapan dengan motto “ Selamatkan Warisan Budaya Rumah Adat Aceh Samalanga” juga disuarakan oleh kaum muda asal sedaerah seperti Habibi Asykuri yang kini berada dan berbisnis hasil bumi di daerah Propinsi Bengkulu, dan juga dari Zulkifli Namsa (Namploh Samalanga) yang sudah sekian lama bekerja dan menetap di Kota Batam.

Pemuda cerdas yang juga selaku Ketua RAPI Samalanga, Bireuen Mirza Putra Samalanga kepada Bongkar News hari pertama ramadhan Sabtu 27 Mai 2017 di caffe lintas jalan utama kota Samalanga menyatakan tekatnya menggalang dukungan pemuda serta seluruh warga setempat demi kejelasan serta kepedulian pemerintah untuk meyelamatkan asset situs daerah yang ada di Samalanga itu.

“Kami akan terus meretas kebenaran baik menyangkut kepemilikan sampai menggerakkan pihak terkait untuk peduli melestarikan rumah adat peninggalan hibbah mantan panglima Tinggi TNI Alm Panglima Hamzah yang merupakan salah seorang putra karier yang menjadi kebanggaan warga Samalanga tersebut,” demikian tandas kaum muda yang dikenal bersemangat produktif Mirza.

Persatuan Kaum Muda Peduli Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen menyatukan sikap untuk mempertanyakan serta meluruskan legalitas kepemilikan lahan yang terdapat bangunan situs sejarah berupa Rumah adat khas Aceh. Pasalnya, kondisi rumah khas bangsa aceh di Kota Samalanga tersebut kini kondisi semakin tak terurus, memprihatinkan terkesan seram seperti rumah hantu.

Kondisi bangunan situs sejarah yang berada dilintasan jalan utama pinggiran kota Kecamatan kota “santri” Samalanga tersebut  saat ini selain tiada sarana pagar batas lahan, sarana kelengkapan seperti jendela, sebagian papan anak tangga serta kondisi atap yang terpasang dari daun rumbia juga sudah bolong-bolong, sehingga berimbas terhadap lapuknya papan lantai akibat rutin tersiram air kala hujan tiba.

Informasi yang dihimpun Bongkar News dari sejumlah warga kecamatan ujung barat Kabupaten Bireuen itu mengungkapkan, bangunan yang layaknya dilestarikan oleh pihak terkait itu terbengkalai sejak sekitar 10 tahun silam. Sebelumnya, pihak Pemda Bireuen rutin mengarahkan dana rehabilitasi untuk melestarikan rumah aceh Samalanga.

Keadaan demikian berawal sejak pihak TNI melalui pejabat Koramil Samalanga belasan tahun lalu memacang papan pamphlet yang bertuliskan “Tanah Ini Milik TNI”, mulai saat itulah maka pihak Pejabat Kebudayaan Pemda Bireuen pun tidak lagi mengarahkan perhatian meskipun dalam kapasitas renovasi dan mengarah demi keindahan lingkungan bangunan tersebut.

Informasi yang dihimpun Bongkar News terhadap kalangan pemuda Samalanga lainnya mengungkapkan, inisiatif yang akan ditempuh dalam waktu dekat adalah akan melakukan koordinasi dengan pihak TNI bagian Asset di Korem Lilawangsa Lhoukseumawe untuk menelusuri dan memperoleh kesimpulan bijak atas keinginan dasar warga Samalanga yang dimotori oleh manyoritas kaum muda peduli daerah. (Roesmady)

Pos terkait