Direktur WWF Papua dan Papua Barat Kunjungi Teluk Bintuni

BINTUNI | Bongkarnews.com – Direktur WWF Papua dan Papua Barat, Drs. Benja Mambay melakukan kunjungan di Kabupaten Teluk Bintuni. Dalam kunjungan tersebut, Mambay didampingi Bupati Teluk Bintuni mengunjungi Rumah Sakit Daerah dan hutan mangrove.

Disela sela kunjunganya, Mambay kepada Bintuni Membangun menilai konsen Bupati sangat besar terhadap upaya upaya pelestarian tapi juga untuk peningkatan masyarakat yang bertumpuk pada potensi SDA. Saat kami diskusi dengan Bupati, beliau katakana bahwa, masyarkat 7 suku hidup dan tergantung pada SDA, sehingga SDA harus dikelola dengan baik, dan bijaksana sehingga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat setempat.

Bacaan Lainnya

SDA di Bintuni sangat luar biasa, salah satunya adalah miggas sehingga memerlukan lahan untuk mendukung industry industry.Makanya, Bupati sangat konsen dengan Pembangunan, namun tidak berdampak pada kerusakan lingkungan.

Kedepan, WWF akan masuk di Bintuni agar bisa ber-kontribusi . Dan yang pastinya aspek kelestarian, tapi saat ini, WWF bukan hanya konsen di aspek kelestarian, jadi kami bisa masuk bekerjasama melalui perencanaan, pemberdayaan masyarakat untuk peningkatakan ekonomi.Karena menurut WWF, kalau kita hanya focus di aspek kelestarian dan mengabaikan aspek kesejahteraan maka, itu akan sulit, mengingat masyarakat yang hidup dengan hutan mangrove butuh makan, sehingga kegiatan kegiatan gas atau manajemen praktis yang bisa dikembang dengan potensi daerah setempat.

Sementara itu, Bupati Teluk Bintuni, Ir. Petrus Kasihiw.MT mengungkapkan, kehadiran WWF sangat diharapkan di Teluk Bintuni, dan kami akan sepakat dengan WWF untuk merumuskan kebijakan kebijakan yang berkaitan dengan kelestarian seperti, hutan mangrove, taman marga satwa dan beberapa kawasan lindung. Mengingat dari aturan, apa yang sudah saya sebutkan tadi harus dilindungi.

Apalagi hutan mangrove ini tempat berkembang biaknya biota biota seperti, kepiting, udang dan lain lain yang merupakan mata pencaharian masyarakat setempat. Untuk itu, akan dibicarakan lebih lanjut lagi agar di tahun 2019 mulai jalan.

Komitmen saya, akan melihat konservasi lingkungan sebagai sesuatu yang terpenting, walaupun Bintuni ditetapkan sebagai kawasan khusus penghasil gas, tapi fungsi fungsi lingkungan yang harus dipertahankan agar menjaga keseimbangan alam. Nah, keseimbangan tersebut salah satunya adalah dengan kawasan konservasi, selama ini mungkin tidak terawat dengan baik.Namun yang terpenting adalah, walaupun ada kawasan cagar alam dan lain lain, tapi kita harus berusaha agar masyarakat yang ada mendapatkan manfaat ekonomi.

Saya pikir WWF memiliki trak record dan pengalaman di Papua, sehingga dengan kehadiran WWF nanti, membuka pemerhati lingkungan lainya untuk masuk disini.Namun, WWF sudah lama di Papua dan sudah banyak memberikan kontribusi, sehingga Bintuni sangat membutuhkan kehadiran WWF. (Hum)

Pos terkait