BIREUEN | BN – Masyarakat desa Blang Tingkeum Kecamatn Kota Juang Bireuen, menyesalkan tindakan warga yang membuang dipinggiran jalan lintas menuju desa mereka. Hari-kehari sampah yang kian berselemak itu kian menggambarkan suasana tidak sehat disertai bau menyengat akibat hembusan angin.
Keluhan itu disampaikan Ridwan Blang Tingkeum Minggu 15 Januari 2017 ketika Bongkar News singgah didesa pedalaman Blang Tingkeuem untuk suatu keperluan. “Hembusan angin mengarah kedesa kami, meski tempat pembuangan itu masuk wilayah desa tetangga,” kata Ridwan.
Menurutnya, tumpukan sampah di seputaran tanjakan “Weue Bui” itu merupakan buangan dari warga desa tetangga Cureh Tunong. Lokasi tersebut diakuinya titik batas antara desa warga pemilik sampah dengan Desa Blang Tingkeuem.
Safwan (43) warga Blang Tingkeum lainnya juga menyebutkan hal serupa apalagi daerah buangan sampah tersebut merupakan sarana penghubung yang saban hari dilalui warga Blang Tingkeuem menuju dan pulang dari Kota Kabupaten Bireuen.
Safwan mengaku pernah menyampaikan keluhan langsung terhadap warga tetangga tentang lokasi sampah buangan mereka yang sangat menimbulkan imbas virus penyakit terhadap warga desanya. “Tapi mereka menyahuti kalau lokasi yang mereka jadikan TPA tersebut masih belum melewati batas desa Cureh Tunong,” ujar Safwan.
Karnanya, mewakili warga Blang Tingkeuem Ridwan dan Safwan mengharapkan campur tangan pemerintahan kecamatan untuk memediasi keadaan itu sebelum keadaan kawasan lintasan Weu Bui tersebut berubah menjadi TPA sungguhan.
Selain mengeluhkan soal sampah, warga Blang Tingkeum melalui dua warganya itu turut mengharapkan pengadaan lampu jalan dikawan itu. “Seyogianya hal itu disurvey sendiri pihak pemerintah kecamatan, jangan sampai kami merasa tidak ada perhatian pemerintah terhadap nasib kami,” keluh Ridwan.
Amatan Bongkar News Senin 16 Januari 2017, apa yang dikeluhkan warga Desa Blang Tingkeum tersebut adalah benar adanya. keadaan jalan penghubung utama menuju Blang Tingkeum mulai dari persimpangan Desa Cureh gelap gulita pada malam harinya hingga sejarak dua kilometer sampai ke Desa pedalaman tersebut.
Suasananya seibarat sebuah desa jauh dari pusat kota, padahal sekarang ini ramai warga yang berdatangan kedesa berjarak sekitar 1,5 kilometer dari jalan lintas Banda Aceh – Medan tersebut untuk tujuan mengunjungi tempat terapi kesehatan manual berupa sarana tempat “Wukup” atawa mandi uap alias Sauna.
Menurut informasi yang dihimpun Bongkar news menyatakan, masalah sampah masih menjadi beban pemerintah daerah utamanya terkait dana kompensasi serta pembangunan pendukung lainnya untuk mensterilkan imbas dan kondisi kesehatan warga Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu Warga Desa Cot Buket.
Persoalan tersebut sempat mencuat melalui beberapa media termasuk menyangkut larangan pihak aparatur desa setempat terhadap truck angkutan sampah pemda menjangkau lokasi TPA.
Perkembangan tersebut ditanggapi pejabat pengelola sampah dengan mengambil sikap mengalihkan TPA yang sebelumnya di kawasan Desa Cot Buket Peusangan ke daerah pedalaman Bugeng Kecamatan Peudada.
Menurut informasi, hingga Senin 17 Januari 2017 Belum ada kata sepakat dua pihak terhadap mediasi yang pernah dilakukan, hingga kemudian SKPK pengelola sampah Kabupaten Bireuen yang melebur dibawah Dinas Kebersihan terkena marger diikuti mutasi pejabat untuk bergabung dengan Dinas BMCK, termasuk Dinas Pengairan untuk menyahuti aturan baru dari Mendagri.
Camat Kota Juang Kabupaten Bireuen M. Nasir M. Yusuf, S.Sos diklarifikasi media ini depan ruang Sekda Bireuen Senin 16 Januari 2017 menyangkut keluhan warga desa Blang Teungkeum yang merasa dianaktirikan membantah klaim seperti itu. “Tidak ada desa yang kami proritas ataupun yang dipandang sebelah mata. Semua desa memiliki derajat sama dimata pemerintah,” timpal M Nasir.
Menurut Pak Camat Kecamatan Kota Juang Bireuen ini, terkait keluhan tumpukan sampah pinggiran jalan utama menuju Desa Blang Tingkeum akan segera ditindak lanjuti dengan melakukan koordinasi bersama pihak pemerintahan Kabupaten. Sementara tentang pengadaan lampu penerangan jalan akan dipelajari dulu kepada siapa hal tersebut diteruskan.
“Intinya kami pemerintah kecamatan tetap menampung keluhan warga sebagaimana yang dikeluhkan warga Blang Tingkeum,” demikian ungkap kepala pemerintahan kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen, M Nasir Yusuf SSos. (Roesmady)