Pungutan Komite SMPN3 Terusan Nunyai Berdalih Sumbangan

LAMPUNG TENGAH | Bongkarnews.com – Dengan dalih kekurangan anggaran SMPN 3 Terusan Nunyai melalui komite sekolah kutip dana sumbangan dari para siswa. Dana yang ditarik dari siswa tersebut pun bervariasi, dari nilai Rp 650 ribu hingga mencapai Rp 750 ribu per siswa sesuai tingkatan.

Hal ini mengakibatkan beberapa siswa juga wali mengalami kesusahan. Selain kondisi keuangan para wali yang tergolong ekonomi pas pasan menurut mereka dana tersebut dianggap cukup mahal dan membebani.

Bacaan Lainnya

Pihak sekolah sendiri mengakui adanya kutipan dana bantuan pembangunan dengan alasan sumbangan. Dikatakan Partoyo SPd selaku Kepsek ketika di konfirmasi terkait hal tersebut, “memang benar ada penarikan dana yang nilainya bervariasi dari nominal Rp 750,000 untuk kelas 7, sedangkan untuk kelas 8 sebesar Rp 700,000 dan kelas 9 Rp 650,000 itupun program sekolah tapi komite yang melaksanakan, untuk lebih jelasnya tanyakan dengan komite.” ujar kepsek di ruang kerjanya belum lama ini.

Sementara itu keterangan ketua komite SMPN 3, Suprio yang ditemui awak media pada hari Selasa, (13/11) kemarin menjelaskan terkait kutipan sumbangan yang itu mengatakan.

“Memang benar ada sumbangan dari wali murid, itupun hasil kesepakatan atau musyawarah bersama. Dikarenakan dana dari pemerintah tidak mencukupi untuk membayar upah guru honorer yang hanya 15 persen,  terpaksa kami dari pihak komite menganggarkan dari dana komite atau wali murid. Dana tersebut juga sebagian dianggarkan untuk fisik pembangunan gedung dan lapangan bulutangkis, itupun penarikan sumbangan tersebut sudah berjalan setiap tahunya,” tegas Suprio.

Keterangan yang diberikan oleh komite bertentangan dengan apa yang disampaikan wali murid yang menyatakan tidak ada musyawarah persetujuan besarnya kutipan, hanya saja dalam undangan yang dihadiri tersebut sudah ditentukan nominalnya.

“Kami diundang oleh komite atau pihak sekolah untuk menyetujui besarnya pungutan yang sudah ditetapkan pihak sekolah tanpa musyawarah,”ujar narasumber yang tidak mau disebutkan namanya.

Harapan wali murid agar sekolah jangan lagi melakukan kutipan atau sumbangan yang memberatkan serta meminta dinas pendidikan Lampung Tengah menindak lanjuti persoalan ini. (Tim)

Pos terkait