BIREUEN | BN – Kapolres Bireuen AKBP Heru Novianto Sik,Jumat 18 November 2016 memberikan keterangan kepada wartawan tentang penelusuran sementara kasus pemukulan yang dilakukan mantan Panglima GAM Wilayah Bate Ie Liek Darwis Jeunieb terhadap mantan anak buahnya Ridwan alias si Teng di Desa Janggot Seungkou Kecamatan Jeunieb Bireuen, Selasa 15 November 2016 lalu yang sempat santer diberitakan sejumlah media umumnya online.
Ridwan merupakan warga Desa Ule Gajah Jeunieb yang sebelumnya sempat menjadi kepercayaan Darwis Jeunieb untuk mengkoordinir aktivitas anggota KPA Sagou Krueng Wali sekitar dua bulan, karena Panglima Sagou Krueng Wali M. Nasir Abu Bakar yang kesehariannya disapa Waled saat itu sedang tidak berada dalam kawasan karena kesibukan pribadi.
Panglima PA/KPA Sagou Krueng Wali Jeunieb M Nasir AB kepada Bongkar News Sabtu 18 November merasa perlu bersuara meluruskan pemberitaan persoalan ini yang semakin dipolemikkan oleh orang-orang peliharaan pihak lain termasuk mengupas sosok profil pribadi Ridwan yang kesehariannya dipanggil si “Teng”, termasuk warga salah satu desa kawasan yang tergabung lingkup Sagou kendalinya.
Menurut M Nasir AB (Waled), Persoalan Darwis timbul emosi hingga berlanjut membogem Ridwan seiring layatan rombongan Bupati Bireuen non aktif Ruslan M Daud, Camat Jeunieb Jalaluddin dan rombongan kerumah duka orang tua dari Kades Janggot Sungko, Jeunieb, yang tak lain adalah abang kandung dari Darwis sendiri, merupakan murni persoalan pribadi dan kejadian yang sangat sepele seumpama seorang ayah memberi hukaman terhadap anaknya yang nakal ketika emosi lepas kendali.
Namun, perkara kecil itu menjadi semakin heboh muncul kepermukaan, malah terkesan sengaja dibuat panas oleh oknum serta komunitas tertentu dengan tujuan meraup keuntungan moral dimusim pilkada. Secara detail Waled menguraikan, kalau yang nama aliasnya itu sit Teng benar pernah terlibat dalam lembaga sebagai anggota PA/KPA Sagou Krueng Wali Jeunieb. Akan Tetapi Si Wan itu bukan dan tidak pernah dikuasakan jabatan Panglima Sagou Krueng Wali kepadanya sebagai mana yang diriwayatkan dalam berita-berita sejumlah media online baru-baru ini.
Menurut Waled, keyakinan kuatnya terhadap sosok Ruslan M Daud balonbup Bireuen yang bertekat maju kembali melalui jalur independen dalam pesta pilkada mendatang, mengakibatkan hubungan persahabatan antar pendukung balonbup berbeda saling bersaing dalam berbagai persoalan.
Imbasnya, Si Teng yang sebelumnya juga tercatat salah seorang anggota PA/KPA kepercayaan Panglima Sagou Krueng Wali menjadi renggang dan terbentang gab.
Diurakan, Sikap si Teng yang semakin menjadi-jadi terhadap orang yang sebelumnya sangat dia segani telah menimbulkan perasaan jengkel terhadapnya. Perbedaan kandidat yang didukung olehnya malah sikap hariannya semakin norak dipandang mata menimbulkan kejengkelan bagi senioritas kawasan setempat.
Salah satu kesalahan dari “perangai” menyangkut amanah yang belum dia tepati yaitu sepeda motor milik sagou yang hingga sekarang belum dikembalikan.Si Teng menguasai satu unit sepeda motor sejenis Honda Kharisma asset milik inventaris Sagou PA/KPA Krueng Wali yang belum dikembalikan sesuai dengan harapan Darwis Jeunieb.
Hasil pelacakan informasi pihak PA/KPA daerahnya, Honda yang dipakai pada saat dipercayakan selama lebih-kurang dua bulan sebagai coordinator perkembangan dan aktivitas anggota mantan pejuang GAM sagou Krueng Wali sekarang sudah digadaikan oleh si Teng kepada pihak lain.
“Itu Honda merupakan aset sagou Krueng wali dan mesti dikembalikan. Sudah lama kami himbau dan menunggu dipulangkan sebagaimana arahan Darwis namun tetap masih tak digubrisnya,” kupas Waled, sambil berkata dia bertanggungjawab penuh atas pengakuan tersebut baik secara pribadi maupun lembaga.
Dilain bab mengenai tensi kemarahan Darwis Jeunieb diklarifikasi Waled dengan penjelasan, menapaki suasana sikut-menyikut permainan menuju di Bireuen ada tindakan dari kandidat lain yang membuat perasaan Darwis tersinggung. Tindakan tak mau tau yang diperagakan justru diperagakan oleh balon yang keberadaan hingga dikenali di Bireuen berawal dari perjuangan spekulasi lembaga PA/KPA Wilayah Bate Ie Liek.
Sosok dimaksud tertuju kepada H Ruslan M Daud yang sukses menjadi Bupati Bireuen usungan Partai Aceh priode 2012 – 2017 lalu. Kini Ruslan merupakan bupati non aktif dan calon petahana untuk balon kepala daerah Bireun dalam Pilkada 2017.
Dalam upaya merebut kedua kali kursi pemerintahan no 1 Kabupaten Bireuen, Ruslan menggarap jembatan melalui jalur perseorangan lalu kemudian Ruslan bersama timses beraksi dengan berbagai jurus tanpa mempedulikan aturan main dan orang-orang yang pernah menanamkan jasa baik untuknya.
Tak peduli kiri-kanan, Ruslan yang tidak lagi diusung PA malah berani mencatut nama PA/KPA Wilayah Bate Ie Liek pada baliho/Spanduk setiap ada pertemuannya dengan masyarakat diberbagai kecamatan.
Tak hanya itu, walau statusnya sudah menjadi anak buangan PA karena tingkah dan masalah yang sedemikian berselemak, Ruslan malah berani melobi Ketua DPP PA Muzakkir Manaf (Muallem) meminta restu untuk diizinkan fotonya dicantumkan pada spanduk pencalonan “Harus Jadi”.
Upaya Ruslan sempat membuat Ketua PA DPW Bireuen Darwis Jeunieb berang beberapa waktu lalu. Kepada sejumlah media di kantor Partai Aceh Ketua PA DPW Bireuen Darwis Jeunieb sempat memberi keterangan himbauan, untuk kandidat non PA agar jangan mencantumkan umbul, wajah tokoh PA/KPA pada baliho / spanduk. Namun setegas apapun cara Darwis nampaknya tidak berlaku terhadap seorang pemilik hotel Meuligou itu.
Terbukti, belum lama ini sejumlah anggota timses Ruslan melakukan pertemuan dengan Muallem di Lido Graha Hotel Lhoukseumawe. Tak ada klarifikasi pers dalam pertemuan tersebut namun sejumlah foto pertemuan mereka digunakan sebagai alur provokasi melalui media Fb dan BBM yang kesan nuansanya tentu sangat memukul keberadaan Darwis Jeunieb.
Waled juga melanjutkan, foto-foto tim Ruslan sedang bersama Muallem diunggah pada sttus Fb mereka dengan kalimat pengantar mengartikan seakan-akan Muzakkir Manaf sangat menggantungkan harapan kepada Ruslan dan Tim nya dalam menggarap suara untuk calon gubernur dalam pilkada mendatang.
“Harapan Muallem untuk pemenangnanya di Bireuen hanya kepada Tim Ruslan,” begitu bunyi coment seorang nitizen. Ada juga selipan kata ejekan panggilan si “misee” (Indonesia = misai) yang arahnya dipastikan untuk Darwis yang berkumis.
Padahal menurut penegasan Pang Sagou Waled, Darwis Jeunieb sejak dimulainya start pilkada sudah memberikan arahan kepada PA/KPA dilapangan agar menjunjung tinggi aturan pilkada, menjaga sikap serta selalu melindungi perasaan warga.
“Justru itu pihak lain yang sedang memainkan kondisi dengan membuat terpuruk nama petinggi-petinggi PA di Kabupaten Bireuen ini,” demikian tandas M Nasir AB (Waled) selaku Panglima Sagou PA/KPA kawasan Krueng Wali Jeunieb.
Kasus Pemukulan terhadap Ridwan alias si Teng oleh Darwis Jeunieb dihari itu juga telah dilaporkan korban kepada penegak hukum Polres Bireuen. AKBP Heru Novianto Sik kepada wartawan menguraikan pemukulan terhadap Si Teng tidak ada sangkut pautnya dengan hiruk pikuk dendang Pemilukada. Terlebih momen kejadinya pun bukan pada waktu acara kampanye.
“Saat itu Tgk Darwis melihat korban, dan kalau kita lihat indikasinya seperti menyangkut hal pribadi yang sudah lama lalu bergejolak kembali secara spontan.
Awalnya entah ngomong tentang apa, mentok salah faham lalu dipukul,” demikianlah uraian Heru. Seraya menegaskan kembali bahwa kejadian pemukulan itu bukanlah disebabkan korban yang dipanggil si Teng itu “tergabung” dalam timsesnya balonbup petahana Ruslan M Daud. (Roesmady)