BIREUEN | BN – Pemkab Bireuen pada tahun 2018 akan membangun tiga Irigasi dalam upaya mengatasi kebutuhan air untuk areal persawahan tadah hujan di tiga Kecamatan dalam Kabupaten Bireuen, demikian kata H Saifannur, S.Sos.
Uacapan Bupati Bireuen itu dilontarkan saat Pertemuan Penetapan Jadwal Turun ke Sawah Musim Tanam (MT) Gadu 2018, di Aula Setdakab Lama Bireuen, Selasa (6/3). Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Bireuen, DR H Muzakkar A Gani, SH., M.Si, Ka Bulog Divre Lhokseumaewe, Kepala SKPK dalam Kabupaten Bireuen, Mentri Tani, Kejruen Blang, para Camat se Kabupaten Bireuen..
Bupati Saifannur menyebutkan, yang harus menjadi perhatian saat ini, adalah mengidentifikasi permasahan yang menghambat pembangunan di sector Pertanian, yang salah satu permasalahan yang selalu terjadi, belum selesainya pembagunan waduk-waduk irigasi untuk lahan sawah tadah hujan di Kabupeten Bireuen.
Sehingga kebutuhan air untuk persawahan tadah hujan tidak bia terpenuhi secera maksimal, mengingat lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Bireuen, luasnya mencapai 6.770 Ha. Maka, kata H Saifannur, S.Sios. untuk mengatasi prrmasalahan tersebut, pada tahun 2018 akan dibangun tiga Irigasi, yaitu Irigasi Aneuk Gajah Rhot di Kecamatan Peudada, Irigasi Seuke Pulout di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, dan Irigasi Alue Geurutout di Kecamatan Makmur.
“Dengan selesainya irigasi tersebut tentunya akan dapat mengairi sawah tadah Hujan di empat Kecamatan dalam Kabupaten Bireuen, sehingga kebutuhan air dapat terpenuhi.” Papar Bupati Bireuen.
Dikatakan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaen Bireuen pada tahuh 2018, berencana target tanam seluas 43.821 Ha, kemudian target panen seluas 41.673 Ha, dan target Provitas 56, 95 Kw/Ha, sementara target produksi 239.339 Ton.
“Besar harapan kami, mudah-mudahan musim tanam tahun 2018, Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen kembali dapat meningkatkan produksi pertanian, khususnya tanaman padi sesuai dengan target dan realisasi yang telah ditetapkan,” harap Bupati, H Saifannur, S.Sos seraya meminta kepada para camat agar dapat mengaktifkan kegiatan gotong royong saluran-saluran air dapat difungsikan sebagai mestinya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen, Ir Alie Basyah M,Si dalam laporannya menyebutkanb, jika pertemuan penetapan jadwal turun ke sawah merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pihaknya. Sehingga tercapai tujuan dalam menyemakan persepsi, kesiapan menyangkut sumber air, benih dan kesiapan lainnya untuk musim tanam.”Sehingga saat diatur jadwal buka air, jadwal tanam, bisa serentak dalam upaya mencegah serangan hama dan penyakit,” ujar Alie Basyah.
Dikatakan, penyebab serangan hama wereng pada musim tahun lalu, penyebabnya banyak yang ditanam bukan varietas yang di anjurkan, sehingga mudah terserang hama penyakit. Pihaknya, kata Alie Basyah, meminta mantri tani dan penyuluh agar memberitahukan petani, agar menanam varietas yang dianjurkan di setiap musim tanam, plus benih yang berkualitas.(Maimun Mirdaz/Roesmady)