BIREUEN | BN – Sejumlah pihak yang dihubungi Bongkar News seputar informasi batalnya presiden Joko Widodo melangkah ke Pesantren Mudi Mesra Desa Mideuen Jok Samalanga, Kamis 15 Desember 2016 mengaku tidak tahu-menahu tentang perkembangan tersebut.
Memang pantas, menyangkut pembagian waktu terhadap orang nomor satu RI bakal melangkah sesuai arahan protokoler pribadi dari kalangan Panpampres.
“Kami tidak mengetahui tentang susunan protokolernya, karena mereka memiliki susunan agenda khusus dari protokoler istana,” jawab Parhan Husen Kepala BPBD Bireuen melalui HP selularnya, yang mengaku masih berada di lokasi posko induk Kantor Camat Samalanga, usai waktu Magrib Kamis 15 Desember 2016.
Namun awalnya sesuai informasi yang berkembang Jokowi akan mendarat menggunakan transportasi udara tiga unit helikopter di lapangan bolakaki Samalanga dan langsung menuju Mudi Mesra dalam rangka meneruskan program pembagunan kembali Perguruan Tinggi STAI Al Aziziah yang roboh akibat gempa 7 Desember lalu.
Nyatanya tidaklah demikian, setelah turun di lapangan Samalanga, Jokowi sempat membagi-bagikan buku bacaan kepada warga yang beruntung mendekat, kemudian dijemput Sedan berplat Indonesia 1 dan langsung balik kanan meluncur ke arah Kabupaten Pidie Jaya.
Keterangan yang dihimpun Bongkar News menyebutkan, peristiwa terjadinya gempa Bumi yang meluluhlantakkan sejumlah bangunan kawasan Kabupaten Pidie Jaya dan Kecamatan ujung Barat Kabupaten Bireuen telah menggugah umat serta saudara-saudara se Indonesia merasa prihatin hingga bergerak menjangkau mengunjungi TKP.
Berbagai Lembaga persatuan komunitas diberbagai kabupaten dan malah propinsi bergerak menggalang dana untuk disuguhkan ketika mereka berkunjung ke lokasi keluarga korban yang sebagiannya masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.
Khusus bagi korban gempa dan bangunan yang ada dalam kawasan Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen terutamanya yang terkena imbas gempa tertanggal 7 Desember 2016 ada informasi yang telah santer dituliskan sejumlah media yang sepertinya ada sesi yang penting untuk diluruskan.
Sejumlah wartawan media cetak dan elektronik yang sempat berkunjung ke TKP memang akan mengekspos sesuatu yang terbentang dihadapan dan yang dilihat dengan kasat mata dalam waktu singkat.
Imbas gempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Ricthert telah meluluh lantakkan sejumlah bangunan permanen di kawasan tempat pengajian Yayasan Mudi Mesra Desa Mideuen Jok Kecamatan Samalanga Bireuen.
Sebagai mana yang pernah terpublikasi, selain ratusan rumah warga dilingkungan desa tersebut yang terparah adalah bangunan empat tingkat STAI Al Aziziah yang roboh total dan sudah dijanjikan akan dibangun kembali oleh Presiden Indonesia dalam kunjungan perdananya belum lama ini.
Selain bangunan perguruan Tinggi milik Yayasan Mudi Mesra, juga satuunit bangunan mesjid yang menjadi porak-poranda hingga meruntuhkan kubah bagian atapnya.
Sejumlah media juga memberitakan, bahwa mesjid tersebut merupakan mesjid Mudi Mesra alias miliknya Yayasan Mudi Mesra. Sesungguhnya bangunan tempat ibadah bagi umat Islam tersebut adalah kepunyaan warga sekitar dari tiga desa, tergabung dalam kemukiman Mesjid Raya.
Membludaknya jumlah santri yang menuntut ilmu agama di Yayasan Mudi Mesra Samalanga, Sejak sekitar 10 tahun lalu, telah membuat tokoh-tokoh desa berembuk hingga memberikan izin kepada pengelola yayasan untuk menggunakan lokasi lingkungan bangunan mesjid mendirikan bilik-bilik pengajian bagi santri laki-laki..
Termasuk sederet bangunan permanen yang difungsikan untuk bilik tempat tinggal termasuk pula kantor koperasi induk Yayasan Mudi Mesra. Tersimpullah kenyataan, bahwa bangunan mesjid yang nyaris runtuh dan kehilangan kubah itu merupakan tempat ibadah bagi warga tiga desa dalam kemukiman Mesjid Raya Samalanga, dan bukanlah kepunyaan pribadi Yayasan Mudi Mesra sebagaimana yang pernah disangkakan selama ini.
Seiring perjalanan waktu dan kemajuan yang diraih Mudi Mesra, bangunan mesjid miliknya waga Desa Kampong Putoh, Desa Mideuen Jok dan Mideuen Geudong, yang terletak di Desa Mideuen Jok Kemukiman Mesjid Raya itu semakin asing serta tidak ada prioritas bagi warga setempat terutama untuk melaksanakan ibadah wajib shalat Jum,at.
Sementara berkaitan dengan tanah lokasi bangunan bangunan Perguruan Tinggi STAI Al Aziziah yang telah rubuh dan hendak dibangun kembali oleh Presiden Jokowi juga merupakan lahan asset kepunyaaan warga milik warga dari tiga desa dalam Kemukiman Mesjid Raya yang selama ini dipakai oleh pihak pengelola yayasan tanpa ada ikatan surat perjanjian apapun.
Sebagaimana keterangan dari Mantan Mukim Mesjid Raya Nurdin A Jalil kepada Bongkar News baru-baru ini, tanah yang bersumber dari Hibah dari keluarga Almarhum Tgk Baron yang didirikan bangunan bertingkat milik yayasan Mudi Mesra itu pernah dimusyarahkan kembali beberapa waktu lalu oleh kades beserta perangkat desa sebagai pemiliknya, pihak Mudi Mesra yang saat itu diwakili Wadir I Aba Said.
Kesimpulan yang diperoleh antara lainnya, pihak pengurus teras yayasan Mudi Mesra diminta membuat pernyataan tertulis kepada warga tiga desa melalui kades masing-masing bahwa lahan yang sebelumnya terdapat bangunan konstruksi papan yang sudah lapuk yang digunakan sebagai TPA tempat pengajian anak-anak desa sekitar itu telah digunakan oleh pihak Yayasan Mudi Mesra dengan status pinjam pakai.
Namun janji tertulis yang diharapkan pimpinan desa masing-masing untuk sepengetahuan para generasi penerus desa masing-masing yang disetujui Aba Said waktu itu hingga bangunan STAI Al Aziziah itu diluluh lantakkan oleh Gempa Bumi 7 Desember 2016 belum terpenuhi sebagaimana harapan perangkat desa pemilik tanah.
Sejumlah perkembangan Informasi terkini yang dihimpun media ini menyangkut rencana lokasi bangun kembali bangunan STAI Al Aziziah Yayasan Mudi Mesra Samalanga Kamis 15 Desember 2016.
Ada informasi mengatakan akan pindah lokasi bangunnya ke tanah milik pribadi Mudi Mesra dikawasan Bate ie Liek, kawasan kecamatan yang sama.
Namun Keterangan lainnya mengatakan bahwa pihak pemilik lahan akan mengadakan musyawarah kembali dengan penguasa yayasan dalam waktu dekat demi mulusnya realisasi program yang telah dicetuskan presiden RI baru-baru ini.
Musibah robohnya bangunan permanen dilingkungan Pesantren Mudi Mesra melalui beragam gaya pemberitaan sejumlah media, telah membuat masyarakat Indonesia terketuk hati untuk menyalurkan berbagai jenis bantuan.
Selain berbagai jenis makanan ringan dan sembako hingga bantuan membangun kembali secara instans bangunan milik Mudi Mesra yang telah roboh, sebagaimana yang dituturkan Presiden Jokowi.
Perhatian luar biasa yang terfokus kepada situasi yang melanda komplek Yayasan Mudi Mesra telah mengabaikan kepedihan yang dirasakan warga sekitar yang juga sebagai korban gempa pada hari dan waktu bersamaan.
Kenyataan tersebut seperti yang sempat mencuat dan diberitakan media local minggu lalu yang menyatakan korban gempa warga Desa Lueng Keubeu Samalanga hingga hari ke 7 belum juga mendapat kepedulian dari pihak manapun.
Padahal Desa Lueng Keubeu yang disebutkan itu jaraknya berselang satu desa dengan letaknya Pesantren Mudi Mesra. Namun karna gaungnya berbagai jenis bantuan mulai masa panik hingga kepada masa-masa entah apa lagi disalurkan dan mengarah kedalam gudang milik pesantren besar pimpinan Tgk H Hasanoel Basry yang dikenal dengan nama kebesarannya Abu Mudi yang kiansering disebut-sebut dalam berbagai perkembangan.. (Roesmady)