Harga Karet Kembali Turun di Tapsel

TapselBN.
Harga  karet kembali anjlok mengakibatkan petani karet di Kabupaten Tapanuli Selatan menderita padahal sebentar lagi akan tiba Ramadhan disusul lebaran bersamaan dengan itu pula kebutuhan hidup akan bertambah.
“Harga karet  saat ini hanya Rp.6500 per Kg di tingkat petani, harga sebelumnya sempat menembus Rp.11.000 per Kg. Kita berharap ada kenaikan harga sehingga ekonomi masyarakat membaik dalam menghadapi lebaran, “tutur Aminur Rasyid (38) petani karet di Desa Panompuan,  Kecamatan Angkola Timur,  Kabupaten Tapanuli Selatan, menuturkan anjloknya harga karet kepada wartawan Senin (17/4).
Petani mengatakan,  turunnya harga karet saat ini terjadi secara berangsur-angsur, kadang dalam satu minggu saja harga bisa berubah dan harga turun. Dan diperkirakan harga karet masih kembali turun dalam waktu dekat ini.
Sebagaimana petani karet, selalu berharap harga karet bisa naik agar mampu menutupi biaya pengeluaran yang bakal membengkak saat menghadapi lebaran dan biaya masuk anak sekolah pada tahun ajaran baru 2017 ini.
Namun harapan petani masih menggantung dan belum terwujud bahkan sebaliknya karet masyarakat masih rendah pada kisaran Rp.5.500 per Kg hingga Rp.6.500 per Kg.
“Karet takaran yang dideres satu minggu bisa mencapai Rp 6.000 per Kg, namun kalau getah cor cuma dihargai antara Rp 4.000 per kilo gram hingga Rp 5000 per Kg,” keluhnya.
Demikian juga keluhan petani karet di kecamatan Angkola Selatan. Harga getah masyarakat di kawasan tersebut fluktuatif setiap minggunya berubah. Seperti pengakuan A. Harahap, harga karet mereka hanya dihargai Rp 8.000 per Kg, padahal sebelumnya  masih Rp 11.000 per Kg.
“Kita petani disini masih bersukur bila dibanding daerah lain  di Tapsel harga di daerah ini masih mendingan harga masih terjual Rp.8000 per Kg. Itu karena kualitas kadarnya yang lebih baik, ” kata Harahap.
Masalahnya, petani karet tidak bisa berbuat banyak, soalnya pengakuan toke juga masuk diakal harga terpaksa di sesuaikan karena ditingkat pabrik juga ikut turun belum lagi penyusutan.
Pengakuan mereka sudah banyak petani karet terpaksa alih profesi mencari pekerjaan lain. Malah sebagian, pemilik kebun sudah ada yang menebangi pohon karetnya karena dirasa tidak menguntungkan lagi. Dalam hal ini, para petani hanya bisa berharap, harga karet bisa naik lagi. (KS.01)

Pos terkait