BINTUNI | Bongkarnews.com – Kebakaran yang terjadi di kamar genset milik Kantor Badan Pendapatan Daerah (BPD) Kabupaten Teluk Bintuni (Gedung Merah), pada Senin (3/9/2018). Diduga kuat akibat hubungan arus pendek atau korsleting.
Foto : Petugas PLN Bintuni menunjukkan kwh meter Kantor BPD kepada wartawan di Kantor PLN.
Terjadinya insiden ini dibenarkan Sekretaris BPD, Ira Suartika ketika dikonfirmasi wartawan dilokasi kejadian.
Akibat dari peristiwa itu sempat membuat panik para pegawai BPD dan juga para pegawai Dinas Perhubungann Teluk Bintuni, karena kedua kantor ini jaraknya tidak terlalu jauh.
“Kebakaran terjadi akibat terjadi hubungan arus pendek (korsleting) pada meteran KWH milik PLN Bintuni di dalam kamar genset milik, untung salah seorang pegawai kami cepat mengambil tindakan agar api tidak membesar ” kata Ira.
Foto : Kepala Badan Pendapatan Daerah (BPD) Teluk Bintuni Benyamin Sapari , Sekretaris BPD dan pegawainya di Kamar genset.
Disaat terjadinya insiden itu, salah seorang pegawai yang berada dilokasi sempat melakukan upaya pemadaman dengan cara menggunakan baju yang telah dibasahi air dengan mencelupkannya ke dalam bak, setelah basah melemparkan ke arah sumber api, namun upaya itu gagal.
Tidak kehilangan akal upaya kedua dilakukan dengan menggunakan pasir, dibantu oleh pegawai lainya bersama sama menyiramkan pasir kearah api. Usaha ini berhasil dan api dapat dipadamkan.
Tidak lama kemudian berkisar 10 menit pihak PLN Bintuni yang mendapat laporan datang memeriksa meteran KWH yang diperkirakan penyebab terjadinya insiden itu.
Kebakaran ini disaksikan oleh pegawai Dinas Perhubungan juga warga sekitar Kantor BPD ada juga anggota Koramil Bintuni yang datang untuk melihat.
Menejer PLN Bintuni Sapri, ditempat terpisah menjelasakan secara singkat adanya laporan dari pelanggan ke Petugas sekitar pukul 11.40 WIT.
“Ada kebakaran di kantor BPD dan minta lampu dipadamkan pukul 11.41 WIT, petugas kita langsung menuju BPD dan lansung mengambil tindakan mencabut KWH meter, kami masih mengecek penyebabnya kenapa sampai bisa terbakar,” terang Sapri. (Haiser Situmorang)







