Pengalaman Dosen dan Guru Tertuang Dalam Buku Terbitan USAID

MEUREUDU,BN

Buku praktik yang baik dalam perkuliahan dan integrasi Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan (LPTK) Sekolah, yang berisi pengalaman para dosen dan guru sekolah mitra LPTK dalam meningkatkan kualitas guru dan calon guru, hasil kerja sama dengan program USAID PRIORITAS, diterbitkan USAID melalui program Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS).

Bacaan Lainnya

“USAID PRIORITAS sejak tahun 2013 bekerja sama dengan 17 LPTK mitra dan 32 LPTK konsorsium melaksanakan program peningkatan kapasitas para dosen LPTK dalam melaksanakan perkuliahan aktif dan sekaligus memperkuat jalinan kerjasama antara LPTK dengan sekolah mitra tempat, mahasiswa calon guru melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL),” kata Stuart Weston, Direktur Program USAID PRIORITAS di Jakarta, melalui Koordinator USAID PRIORITAS Kabupten Pidie Jaya, Mashadi, Jum,at (10/3), dalam rilisnya kepada Media Bongkarnews.

Buku setebal 180 halaman itu menyajikan tiga topik utama terkait praktik-praktik yang baik dalam penyiapan calon guru dan pendampingan guru. Pertama tentang perkuliahan yang dilaksanakan para dosen LPTK dengan pendekatan pembelajaran aktif. Perkuliahan aktif oleh dosen tersebut sekaligus menjadi contoh bagi mahasiswa dalam menerapkan pembelajaran aktif di kelas.

Kedua mengupas integrasi LPTK-Sekolah yang memperlihatkan kerja sama antara dosen dan guru dalam melaksanakan penelitian bersama dan pendampingan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang  dijadikan tempat praktik mengajar mahasiswa. Kalau mahasiswa praktik mengajar di sekolah yang baik, tentu mereka akan mendapatkan pengalaman yang baik pula dalam mengajar.

Ketiga, mengulas inisiatif-inisiatif praktik yang baik dari LPTK, seperti membuat mata kuliah literasi dan manajemen berbasis sekolah (MBS) sebagai mata kuliah baru untuk mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dan membuat program yang mendekatkan mahasiswa dengan sekolah sejak semester awal. Biasanya, mahasiswa mulai diperkenalkan sekolah pada semester 5 atau 6. Masih banyak lagi praktik-praktik baik yang diceritakan dalam buku tersebut.

Selain itu, Mashadi menjelaskan, untuk Provinsi Aceh, termasuk Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry sebagai mitra USAID PRIORITAS, bersama 4 universitas lainnya yang tergabung dalam konsorsia, yaitu Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Serambi Mekkah, Universitas Jabal Gafur Pidie dan Universitas Al Muslim Bireuen.

Sebagai produsen calon guru, menurut Stuart, kata Mashadi, LPTK harus memahami kebutuhan penggunanya, yaitu sekolah. Sebaliknya, sekolah sebagai pengguna juga harus aktif memberikan masukan apa yang dibutuhkan kepada produsen. “Dosen LPTK tentu kaya teori tetapi biasanya kurang punya pengalaman praktik. Sebaliknya, guru pasti kaya dengan pengalaman praktik tetapi biasanya kurang dalam teori. Melalui interaksi tersebut, kedua pihak dapat bekerja sama yang saling menguntungkan dan bersinergi untuk menghasilkan pendidikan yang terbaik bagi anak bangsa,” jelasnya.

Mashadi juga mengatakan, bahwa Direktur Jenderal (Dirjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Prof Intan Ahmad PhD, menyambut baik penerbitan buku ini. ”Buku ini dapat menjadi wahana berbagai pengalaman antar dosen, sekaligus menjadi inspirasi bagi mahasiswa calon guru. Buku ini juga membuktikan bahwa proses pembelajaran aktif (active learning) juga dapat diterapkan di perguruan tinggi, jika dosen menyiapkannya dengan baik,” sebut Mashadi, meniru perkataan Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti.

Buku praktik yang baik ini dibagikan kepada para dosen  mitra yang ada di 49 LPTK yang tersebar di delapan provinsi, yaitu Aceh, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Buku ini juga dapat diunduh melalui website (www.prioritaspendidikan.org). (LI/DIN)

Pos terkait