Kerusakan Dampak Gempa Mesjid Al-Falah Samalanga ancam Kenyamanan Jama’ah

BIREUEN | BN – Janji pemerintah akan membangun (merehabilitasi) kembali tiga kabupaten yang terkena dampak gempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Richter 7 Desember 2016 Nyakni Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, dan Kabupaten Bireuen, Propinsi Aceh hingga awal maret 2017 belum ada tanda-tanda akan terbukti.

Padahal “Angin Segar” itu sempat sedikit menghibur warga korban gempa mengingat pernyataan tersebut berasal dari Presiden Indonesia Joko Widodo dalam dua kali kunjungannya kedaerah yang terdapat sejumlah bagunan porakporanda di Kabupaten Pidie Jaya dan Kecamatan Samalanga, Bireuen awal Desember 2016 tahun lalu.

Bacaan Lainnya

Kondisi bangunan mesjid Al-Falah Namploh Kecamatan Samalanga, Bireuen yang termasuk salah satu tempat ibadah yang menjadi rusak dan dinding retak pada empat bagian sudut bangunan terlihat semakin parah dan membahayakan akibat kejadian gempa susulan pasca gempa berat waktu pagi itu kerab berlaku.

Selain dana kas pembangunan mesjid Al falah  sedang mengalami kekosongan program bantuan renovasi segera yang dicetuskan oleh orang nomor satu Indonesia menjadi harapan andalan untuk melakukan perbaikan.

“Keretakan dinding bangunan mesjid Al Falah semakin menjalar dan membahayakan jama’ah terutama diwaktu  shalat jum’at, Bahkan kondisinya saat ini sangat rawan terjadi keruntuhan dibagian dinding retak, jika dibiarkan tanpa penanganan,” kata Umar remaja mesjid Alfalah Namploh Samalanga, kepada Bongkar News Rabu 1 Maret 2017.

Setelah penanganan masa panik oleh pihak pemerintah dan berbagai pihak lainnya, Pihak SKPK BPBD dan Dinsos  tiga kabupaten, Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen degan sigap menjalankan tugas pendataan terhadap masyarakat yang bangunan miliknya mengalami imbas dari kejadian alam di Aceh tersebut, dengan katagori rusak berat dan ringan.

Dalam pengisisan form angket yang konon bakal ada kepedulian rehabilitasi dari pemerintah terhadap bangunan yang rusak imbas gempa sempat membuat perasaan warga korban gempa sedikit terenyuk.

Apalagi “Janji Membara” tersebut berasal dari suara Sang Presiden Negara. Dikuatkan lagi dengan kesibukan instansi terkait di aceh yang bolak-balek dipanggil ke Pusat untuk merincikan tingkat anggaran yang perlu dikucurkan untuk bukti kepedulian pemerintah terhadap warga imbas Gempa Bumi Aceh yang saat itu sedang dilanda duka.

Fakta dilapangan, hingga sudah tiga bulan pasca hari kejadian jangankan terpenuhi kepada warga yang tergolong korban yang rumahnya rusak ringan, kerusakan bangunan tempat beribadah sebagaimana yang dialami mesjid AlFalah saja pihak panitia mesjid bersangkutan mesti pandai-pandai mencari sumber dari hamba allah yang peduli untuk modal renofasi keretakan bagian dinding bangunan mesjid yang nyaris runtuh.

Seorang konsultan kontruksi bangunan yang ditanyai  media ini  menyangkut tingkat ketahanan dan kondisi kerusakan serta perkiraan biaya yang diperlukan untuk merehabilitasi bangunan mesjid al Falah Namploh Samalanga menyebutkan jika tidak diantisipasi segera dikhawatirkan terjadi gempa bumi susulan akan mengakibatkan kejadian fatal apalagi jika kejadiannya pada hari Jumat yang  sedang banyak jama’ah hadir untuk shalat wajib.

“Yang jelas jika tidak dilakukan perbaikan segera, dibagian dinding mesjid yang sudah retak itu akan semakin menjalar dan runtuh. Dan untuk melakukan pebaikan menyeluruh akan menyerap dana segar untuk pengadaan material kira-kira sebesar Rp 50 juta – Rp 70 juta,”demikian taksir pemuda konsultan kontruksi bangunan yang enggan identitasnya dirilis.

Sesuai dengan pendataan yang telah dilakukan pihak pemerintah  Kabupaten Bireuen berbagai bangunan yang rusak berat dan ringan adalah, Enam masjid rusak (dua rusak berat dan dua rusak ringan),Satu unit bangunan Kampus STAI Al-Azziziyah Mudi Mesra roboh,320 rumah rusak (55 rusak berat, 94 rusak sedang, dan 171 rusak ringan) dan45 ruko rusak (29 rusak berat, tiga rusak sedang, dan 13 rusak ringan).

Ditambah lagi, Dua unit kilang padi rusak berat, Satu unit kilang padi rusak ringan, Dua unit bangunan pesantren rusak berat, Tiga unit bangunan pesantren rusak sedang, Satu unit bangunan pasar unggas rusak berat, Satu unit bangunan pasar ikan rusak sedang, Enam mushala rusak (dua rusak berat, satu rusak sedang dan tiga rusak ringan),  Dua pagar pesantren rusak ringan, serta sebanyak tujuh pagar rumah warga rusak berat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bireuen, Farhan Husein, yang dihubungi BongkarNews untuk sedikit klarifikasi rencana pemerintah dalam hal penangan terhadap korban gempa Pidia Jaya dan Bireuen awal Desember 2016 lalu, yang tertera nama katagori  bangunan rusak berat dan ringan di Kabupaten Bireuen Rabu sore 1 Maret 2017, koneksifitas Hpnya off dan gagal terhubungi. (Roesmady)

Pos terkait