JAKARTA | Bongkarnews.com — Pengamat intelijen UI, Ridlwan Habib, menyebut, operasi intelijen asing untuk jegal Jokowi melibatkan dunia siber atau media sosial. Di mana secara terus-menerus melakukan provokasi dan adu domba.
Indikasinya, yakni adanya upaya keras membenturkan antar kelompok politik dengan cara meniupkan isu di medsos dengan akun anonim.
Selain itu intelijen asing ini juga menggunakan portal-portal berita tidak jelas yang memiliki alamat internet protocol (IP address) yang disamarkan atau berada di luar negeri.
Metode yang dilakukan intelijen asing ini, kata dia, antara lain dengan menggunakan teknik disinformasi, yakni melempar isu hoaks, sehingga publik terpengaruh dan kemudian kelompok ini menghilangkan jejak. Langkah itu diulang secara terus-menerus.
“Banyak masyarakat awam yang terpancing tanpa sadar. Apalagi mereka juga melibatkan aset-aset orang Indonesia yang beroperasi dengan grup Whatsapp,” kata Ridlwan di Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Dia menegaskan, selain tidak suka dengan kerukunan antarkelompok, operasi intelijen asing ini juga menggunakan sentimen ras yang masif.
“Cek di medsos, video-video tentang tenaga kerja asing lama, tiba-tiba muncul lagi dan disebarkan oleh akun anonim,” katanya.
Ridlwan meyakini aparat kontra intelijen Indonesia sudah melakukan antisipasi menghadapi serangan itu. Namun upaya aparat perlu mendapat dukungan masyarakat luas.
“Sebelum menyebarkan informasi, cek ulang sumbernya dan berhati hati jika menyangkut SARA. Saya yakin operasi intelijen asing ini akan gagal, dan Indonesia dapat mengikuti pemilu dengan baik, aman dan damai,” ujar dia.
Sumber: ANTARA