Tanpa “Trang” Bireuen Juga Tak Gelap

BIREUEN | BN – Kabag Humas dan protokoler Setdakab Bireuen Andri Saputra, S.STP Andri mengambil sikap untuk tidak lagi mengusulkan anggaran tahun 2017 untuk item pembuatan media pemerintah. Andri berpendapat pengadaan media Koran yang terbit bulanan bernama TRANG itu dinilai hanya sebagai ruang pariwara pencitraan pejabat dengan memberitakan yang muluk-muluk dan islami.

Pada tahun 2016 ini, Koran Trang yang seyogianya butuh anggaran pertahunnyna tertulis dalam buku APBK sebesar Rp 23.000.0000 (Dua puluh tiga Juta Rupiah) untuk sekali terbit) setelah dilakukan pembahasan perubahan anggaran oleh DPRK Bireuen baru-baru ini terpangkas sehingga hanya tersediaanggaran sampai Agustus atau mencukupi untuk biaya 8 bulan cetak yaitu Rp 184.000.000 ( Seratus Delapan Puluh Empat Juta Rupiah).

Bacaan Lainnya

Ketegasan Pejabat muda dan cerdas lepasan STPDN   yang menggantikan Parhan Husen SE MM sebagai Kabag Humas, dinilai  langkah maju dan positif. Betapa tidak, Koran yang memiliki jumlah oplah 2000 eksamplar untuk sekali cetak itu sedikitnya telah menghalangi ruang gerak wartawan pro aktif diBireuen dalam memaparkan karyanya pada media masing-masing.

Berita yang disajikan “TRANG” digarap oleh wartawan-wartawan cerdas yang lihai mengambil hati Kabag Humas serta jajaran pejabat-pejabat eselon II dalam pemerintahan Bireuen dengan berita yang sering terpublikasikan.

“Sementara berita yang termuat dimedia lain akan menjadi hambar dalam persepsi nalar masyarakat karena sudah tersepti awal dengan berita dari Koran Trang. Dan celakanya, Trang Yang ditebar sebanyak 2 eksamplar untuk setiap desa se Kabupaten Bireuen melalui kantor-kantor pemerintah kecamatan masing-masing lalu diteruskan melalui Sekretaris Desa, telah mampu membayang-bayangi nama baik pemerintah kabupaten dengan pilihan  berita setara pariwara.

”Celakanya, dari informasi berita pencitraan tersebut, maka nama baik pejabat pemerintahan Bireuen pun menjadi kekal dari sejak pemerintahan Bupati Ruslan M Daud,” sebut Muhajir Juli, wartawan utama Aceh Trend.

Dari segi kebutuhan biaya, Trang yang menghabiskan dana Rp 23 juta sekali cetak juga dinilai suatu pemborosan. Pasalnya, menurut masukan dari Mukhtaruddin Usman,   wartawan senior dan pengelola media di Banda Aceh, biaya percetakan untuk 2.000 eksamplar Koran 16 halaman, butuh biaya maksimal tidak lebih dari Rp 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah).

“Anggaran sebesar itu sudah menggunakan kertas cetak nomor satu, honor berita, layout dan biaya makan minum redaksi,” urai Pimpinan Umum Atjehdaily.com/Mingguan Media Aceh via nomor Hp selularnya.

Sementara penulis/Wartawan yang terlibat sebagai pengurus teras Koran pemda Bireuen Tabloid “TRANG” antara lain adalah Bahrul Walidin (SKH Rakyat Aceh), Desi Safnita (Wartawan Online Kompas.com) yang sekarang menjadi salah seorang anggota Panwaslih Bireuen, plus sejumlah nama lainnya, ikabarkan juga melibatkan nama dari unsur PNS Humas Pemkab Bireuen. Untuk kalangan kantor pemerintahan sistem pembagiannya sering dilakukan pihak humas menggunakan mobil plat merah jatah bagian Humas BL 189 Z.

Menurut Informasi yang dihimpun, media cetak bulanan “Trang” lahir dari cetusan ide Ir Lazwardi (Sekarang Sekda Aceh Tamiang)  menggunakan lembaga bernama “Alibi” yang anggotanya tergabung beberapa insan penulis. TRANG merupakan duplikat dari tabloid NARIT pada masa kepimpinan Bupati Nurdin AR.

Peralihan dan memulai kekuasan Bupati Ruslan berkalaborasi sikap dengan mantan Kabag Humas Parhan Husen SE MM, Koran promosi pejabat Bireuen tersebut berubah judul dari “NARIT”menjadi “TRANG”.

Kabag Humas setdakab Bireuen Andri kepada media ini   membenarkan kalau pihaknya telah memutuskan untuk meniadakan usulan anggaran pengadaan untuk tabloid pejabat pemerintah Bireuen “TRANG” mulai APBK TA 2017 mendatang.

“Di kabupaten/kota lainnya juga tidak ada Koran pemerintahan seperi itu. Jadi baiknya kita usulkan dana kesejahteraan wartawan dalam bentuk lain,” demikian ungkap Andri, Kabag Humas Setdakab Bireuen. (Roesmady)

Pos terkait