BANYUASIN l bongkarnews.com – Beredarnya Proposal mengatasnamakan Kejuaraan Taekwondo Piala Bupati Banyuasin Bangkit Sumatera 2019 menuai kontroversi karena meminta sumbangan ke Perusahaan-perusahaan di Kabupaten Banyuasin.
Darsan, selaku tokoh Pemuda Banyuasin, mengatakan, Proposal kegiatan ini tidak pantas dinamakan kegiatan Bupati Banyuasin, tentunya hal ini membawa efek kurang baik terhadap pembinaan Cabang Clah Raga (CABOR) di Kabupaten Banyuasin, Proposal kegiatan yang sudah beredar luas di masyarakat, hal ini sangat disayangkan.
“Proposal mengatasnamakan Bupati dalam kegiatan Piala Kejuaraan Taekwondo. Dikhwatirkan mengarah ke kepentingan pribadi mereka,” ucap dia lantang.
Diambung dia, Dari data yang dihimpun, selain Proposal juga ada diduga oknum wanita menggunakan kendaraan Dinas dengan Plat Kendaraan pribadi.
“Kalau kami lihat, plat kendaraan yang digunakan oleh oknum tersebut plat pribadi, padahal kendaraan tersebut kuat dugaan kami milik Pemerintah Kabupaten Banyuasin, sangat miris, bahkan mereka bergerilya dari satu perusahaan ke perusahaan,” cetusnya
“Membawa proposal seperti pengemis dengan menggunakan mobil dinas yang diganti platnya menjadi warna hitam. Apakah ini salah Negeri ku atau oknum yang berada dibalik semua ini…???, ucap Darsan di tulisan akun Facebooknya, diunggah sekitar satu jam lalu, Rabu (6/3/19).
Sementara Bupati Banyuasin H Askolani SH, melalui Kepala Dinas Kominfo Erwin Ibrahim, mengatakan, proposal tersebut tidak ada tanda tangan Bupati Banyuasin, artinya proposal tersebut murni dari panitia kegiatan Taekwondo. Dan selagi tidak memberatkan pihak yang diminta bantuan, silakan saja. Dan tidak boleh ada unsur pemaksaan
“Atau mungkin saja proposal itu sifatnya menawarkan untuk menjadi sponsor. Itu sah sah saja, tergantung kesepakatan antara pihak panitia dan perusahaan yang di tawarkan kerjasama. Dan itu tidak ada keterlibatan dari pihak Pemda,“ kata Erwin, ketika dihubungi, Rabu (6/319) sekitar pukul 15.21 WIB.
Selanjutnya Darsan berharap agar dana untuk pembinaan untuk cabang olah raga ditambah karena dengan anggaran yang hanya Rp. 300 juta tidak efisien karena dibagi untuk beberapa cabang olahraga.
“ada cara yang elegan dalam rangka melibatkan seluruh stake holder, bukan dengan mendatangi perusahaan”, katanya. (MD)