SEMARANG | bongkarnews – Kabar mengejutkan datang dari dunia pendidikan terkait Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Banyak sekolah di berbagai daerah yang ternyata belum menyelesaikan proses finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Akibatnya, banyak siswa kelas 12 yang terancam tidak bisa mengikuti SNBP 2025.
Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Edi Subkhan, angkat bicara mengenai permasalahan ini. Menurutnya, sekolah tidak bisa hanya meminta maaf atas kelalaian ini. “Tentu tidak cukup hanya dengan meminta maaf dan seolah masalah selesai. Dalam hal ini perlu evaluasi secara lebih komprehensif untuk dapat meminimalisasi terjadinya kasus serupa di masa yang akan datang,” kata Edi kepada wartawan, Sabtu (8/2/2025).
Edi menambahkan, ke depannya perlu dibuat mekanisme kontrol yang ketat antara penyelenggara SNBP dengan dinas pendidikan daerah dan juga sekolah. Hal ini bertujuan untuk memastikan semua sekolah menyelesaikan proses finalisasi PDSS tepat waktu dan tidak ada siswa yang dirugikan.
Kasus ini menjadi sorotan utama di kalangan siswa, orang tua, dan masyarakat umum. Banyak yang menyayangkan kelalaian pihak sekolah yang berdampak pada masa depan siswa. Mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di tahun-tahun mendatang.
Diharapkan Kemendikbud segera mengambil tindakan tegas dan memberikan solusi terbaik bagi siswa yang terdampak.
Kasus ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem PDSS. Masyarakat berharap agar pemerintah dan pihak terkait segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini.
(R)





