BIREUEN | – Bongkarnews.com Sistem Pelaksanaan tugas ASN dinas sosial Kabupaten Bireuen berlangsung apatis dan mulai menjurus vakum. Sepertinya kesibukan hanya dimiliki oleh tiga pegawai kepercayaan Kadis yang sengaja diboyong berdinas di Dinsos menyusul sosok Mulyadi “Iem Kah” dinobatkan sebagai Kadis Sosial Pemkab Bireuen sekitar dua bulan silam.
Setelah Kesibukan ekstra dengan tugas penyaluran bantuan sembako covid-19 tahap I kepada 40 ribu lebih warga penerima di 17 kecamatan disuguhkan penuh hanya kepada Kabid Rehabilitasi Faisal Kamal S Sos, dan juga terhadap seorang PNS Wanita bernama Sriwahyuni yang dipercayakan mengawal jabatan Kasie Rehabilitasi Sosial Penyandang Distabilitas Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang.
Sejak Dua Minggu Lalu justru jabatan Bendahara pengeluaran yang kena babat. Tanpa ketimpangan tanggung jawab atau warning dalam bentuk apapun Muntasir SE terpaksa minggat dari kursi jabatannya, karena kehadiran Puan Soraya SE seorang PNS Wanita perioritas Kadis Mulyadi sebagai proses mutasi permintaan pribadinya dari SKPK beliau menjabat Kadis sebelumnya yakni Dinas Perhubungan.
Entah apa yang merasuki sikap feodalisme kadis Mulyadi hingga tutup mata terhadap keberadaan SDM lainnya semisal Kabid Pemberdayaan Ilyas Cut Ali SH, yang menurut informasi dari pegawai SKPK bersangkutan sangat dominan memberi pelayanan semasa Dinsos Bireuen masih dinakhodai sosok kadis berwibawa, Drs Murdani.
Begitupun, tugas dan tanggungjawab bagian Seksie Perlindungan Anak dan Jaminan Sosial yang seyogianya harus dijalankan oleh Ulfa Sriyuna SE selaku tupoksi bidangnya, namun tugas tersebut diborong bersih oleh Kasie Rehabilitasi Sosial Penyandang Distabilitas Tuna Susila dan Korban Perban Perdagangan Orang Sriwahyuni SE, yang merupakan salah seorang PNS Wanita “sanjungan” Kadis Mulyadi, selain Bendahara Suraya SE yang dinilai lebih mengerti perihal segalanya tentang sang Kadis berbanding Bendahara sebelumnya yang sekaum yakni Muntasir SE.
Menyangkut dengan dua orang PNS wanita persiapan Kadis menjelang beliau menjabat Kadis Sosial Bireuen dari Kadis Perhubungan dua bulan lalu menurut keterangan lanjutan yang dihimpun media ini dari ASN pemerintahan Kabupaten Bireuen yang meminta identitasnya tidak dipublis menyatakan, kedua kaum hawa itu sudah terlihat setia memahami índra ke6” Mulyadi sejak mereka masih dinas di DPKKD Pemkab Bireuen.
Lalu ketika Pejabat Egois Mulyadi menjabat Kadis Perhubungan Bireuen mulai sejak tahun 2018, dua PNS “single” penyemangat kerja tersebut pun diupayakan pindah tugas, untuk mendukung semangat kerja serta lebih konsentrasi dalam tangunggungjawab selaku seorang Pejabat Eselon II Pemerintahan Kabupaten.
Barangkali karena dinilai sangat mengerti dengan sikap serta tanggungjawab seorang Kadis, sehingga kado balasan yang dipersembahkan yaitu tetap dikondisikan lengket pada saat Mulyadi mengisi kursi kebesaran Kadis Sosial, walau bagaimanapun proses perpindahan tugas (mutasi) yang harus ditempuh oleh kedua PNS wanita dimaksud.
Melihat perkembangan semangat kerja para ASN di SKPK Dinsos Bireuen yang seiring perjalanan waktu diprediksikan akan berlaku perintah “Semau Gue” dari Sang Kadis, Sepantasnya mendapat Perhatian serius dari Bapak Bupati H Muzakkar A Gani atau setidaknya inisiatif gerak cepat Sekda Ir Zulkifli untuk mencari masukan serius terhadap perkembangan dari kebijakan “bar – bar” yang masih “terbungkam” ini.
Perioritas kawalan terhadap sistem kebijakan yang diprakarsai mantan Kadis Perhubungan Mulyadi SE sungguh sangatlah penting disegerakan, mengingat Sikap Arogansi serta tindakan ala “Semau Gue” yang sudah mencuat selama ini dari sang Kadis “Sok Menguasai Protap” ini telah menjadi polemik hingga sumpah serapah hingga memancing tanggapan dari lembaga Ombusman, dan juga tanggapan dari sosok DPD Aceh di Jakarta.
Rangkuman persembahan kinerja dari pejabat eselon II layaknya “punggawa egois” ini tentunya akan menjadi catatan “ kelam dan memalukan” terhadap nama besar Kabupaten Bireuen dalam meretas kemajuan masa depannya. (Roesmady)