Empat Wanita Cantik Bagian Korban Pencitraan “PT BAS” Di Hutan Bate Geuleuengkue

Inilah empat wanita cantik merekah (No dua Isteri Azan), foto hasil uploud facebooker status “Azan Ismail” yang dinyatakan sebagai karyawan korban pencitraan management PT BAS Cot Bate Geuleungkue Bireuen, Aceh dan dinyatakan Azan berinisiatif kuat untuk hengkang dari perusahaan tersebut

BIREUEN | BN – Beragam Image positif terkait kemunculan Pabrik Pengolah Sabut Kelapa milik investor suku tionghoa luar daerah di lahan milik Pemda Bireuen kawasan Cot Batee Geuleuengkue, Kabupaten Bireuen, Aceh yang beroperasi sejak dua tahun silam dalam tempo dekat diprediksikan bakalan terhapus dari anggapan sukses masyarakat Bireuen serta Aceh umumnya.

Sistem penerapan managemen oleh pengusaha bisnis tingkat Asia yang memproduksi hasil ekspor kebeberapa Negara tetangga itu sesungguhnya sedemikian bobrok, namun berkat kepintaran pihak pegawai staf bagian public relation khususnya,segala ketimpangan pencitraan tersebut tertutup rapi untuk diketahui public.

Bacaan Lainnya

Pemberitaan terakhir terkait perjalanan bisnis donatur bermata sipit yang konon merinisiatif mensejahterakan masyarakat Bireuen khususnya serta penduduk Aceh Umumnya melalui harga beli hasil perkebunan jenis kelapa hibrida mencuat info kalau pihak perusahaan telah mertingkah memainkan harga agen pemasok.

Akibatnya, sejumlah agen langganan utama yang tergolong perintis awal sebagai mitra PT Bumi Aceh Sejahtera di Kecamatan Pandrah Bireuen tersebut ngambeg dan meluapkan sikap menghentikan aktivitas rutinnya untuk memasok bahan baku yang dibutuhkan perusahaan yang dibangun di atas lahan milik Pemda area Kawasan Industri Bireun tersebut.

Intisari informasi detail yang diperoleh dari karyawan kepercayaan, pekerja harian serta sejumlah agen pengumpul dan pemasok bahan baku Kelapa keperusahaan bersangkutan saat itu terpublis lengkap dan sempat terekspost melalui media Koran Mingguan dan Online BongkarNews sekitar tiga bulan silam.

Namun apa dikata, oknum perusahaan via Kepala Bidang Humas kepercayaannya ambil sikap mengalihkan fakta dengan berita counter dengan cara memboyong lebih dari tiga jurnalis liputan Bireuen, dari media online serta Koran mingguan berbeda. Modus pencitraan tersebut menjadikan kesan seakan informasi actual yang dihidangkan media ini adalah hasil dari karya penulis yang sedang berhalusinasi atau Hoak.

Padahal secara akal sehat, puluhan pemilik kebun kelapa hibrida yang mendiami Desa lingkungan tempat Gudang dan Pabrik PT BAS itu dibangun mengaku sedikitpun tidak merasa disejahterakan oleh pengusaha kelas menengah tersebut dan malah hasil panen rutin kelapa dilahan pribadi mereka masih mengandalkan untuk dijual kepada agen pengumpul yang rutin berlangganan utuk dipasok ke pasar Medan Sumut .

Meskipun demikian gencar polesan adem-ayem sistem management yang diuploud keluar tameng bangunan perusahaan, seiring beredarnya waktu masker polesan itu kini mulai menggangga kembali hingga apa yang tersembunyi didalam perusahaan yang awalnya beroffice manager diperumahan belakang “Hotel Meuligou Bireuen” tersebut bakalan menampakkan aslinya.

Perkembangan terkini tentang sistem managemen yangt berlaku diintern PT BAS mulai kembali disebut-sebut berawaldari ciutan karyawan teras posisi Kabag Pembelian PT Buana Aceh sejahtera di media “Facebook” dengan nama status Azan Ismail. Konon, Azan adalah sosok karyawan penting bagi perusahaan sampai mendapat kepercayaan untuk membubuhi nama diatas akte notaris pembelian lahan baru beli.

Sistem sikut menyikut dengan pengambilan kebijakan tidak seimbang oleh pengambil kebijakan disinyalir telah membuat Azan berontak batin karena kuatnya rasa memiliki. Apalagi menurut info, Istri dari Pak Azan yang juga PNS Pemda Bagian Keuangan Pemda Bireuen juga tergolong seorang karyawan penting dansenior serta ikut menikmati gaji di Perusahan bersangkutan. Menurt kabar Azan Ismail adalah merupakan sosok yang terjalin family dekat dengan Istri sang mantan Bupati Bireuen H Ruslan M Daud yang berkampung asal di Desa Cot Geureuendong Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen.

Lewat dunia maya Fb, nitizen Azan Ismail Jum’at 10 November 2017 juga mengunggah keterangan yang mengatakan :

Dengan dilengkapi foto wajah masing-masing Azan menuliskan : Inilah wajah2 yang kecewa, akibat tergiur oleh Pencitraan dan iming2 yang luar biasa oleh Perusahaan yang entah berantah namanya,
1. Idris Alfaridzy ( calon HRD ) 2. Jamal Jamal ( Konsultan ) 3. Gunawan alias Aguan ( Manager Operasional ) Meninggalkan tempat kerja dengan Linangan air mata

Kemudian berlanjut nomor 4. Arsa Teknik ( Ka. Bag. Tehnik Mesin )5. Dwi Irsyanda ( Staf Bag Imputan Data ) 6. Azan Ismail ( Ka. Bag Pembelian ) 7. Fitry Dekpit ( Staf ADM ) 8. Afdhalina ( Staf Finance ) lalu diakhir tulisan terselip dengan kata seru….Tragis..

Sebelum itu Azan Ismail juga menulis kalimat ciutan di FB statusnya tertanggal 9 November 2017 dengan mwnginformasikan kepada public terutamanya warga dumay dengan unggahan yang sempat mendapat coment / tanggapan dari sejumlah warga dumar pertemanannya yang prihatin serta ingin mengetahui fakta lebih jelas daripada kemajuan apa yang dipublis pihak PT BAS selama ini.

Terlihat jelas senyuman yang dipaksa, seakan tanpa beban, padahal yang terjadijauh dari kenyataan disebabkan hati mencekam akibat perlakuan tidak adil dalammenjalani profesi sebagai pekerja di sebuah perusahaan yang tidak jelas, sayangsekali mereka menyia nyiakan waktu dan usia, akhirnya mereka terpaksa harusmenyerah mengundur diri dan pergi tanpa kesan, dan lepas tanpa perhatian, dikarenakan nilai positif tidak pernah diperoleh selama menjalan kewajiban,,, semoga pengalaman menjadi kenangan abadi dan menjadi inspirasi bagi peserta yang lainnya.

Kalimat informasi tersebut juga dilengkapi dengan foto empat dara yang diyakini merupakan karyawan PT BAS Cot Bate Geuleungkue Bireuen, yang menurut seorang sumber salah satunya merupakan istri tercinta dari Azan Ismail (kedua dari depan) yang dalam jajaran nama PT BAS tercatat sebagai karyawan berada di posisi bagian keuangan.

Kehadiran investor suku bermata sipit yang bergerak bidang pembelian hasil perkebunan jenis kelapa hibrida di Kabupaten Bireuen sejak dua tahun lebih itu memang sempat heboh. Pasalnya upaya tanam saham dengan dibarengi dengan pendirian pabrik serta gudang mengawali bisnis diatas lahan milik pemda setidaknya awal dari bukti terisinya lahan hampar yang sudah sekian lama diproklamirkan pemerintah daerah sebagai Kawasan Industri Bireeuen (KIB).
Sistem bisnis yang dijalankan oleh Management tersebut kiat “aduhai” menyusulk sikap Kabag Humas nya yang gencar mencitrakan keadaan sebenarnya terjadi. Tujuan pencitraan tersebut semakin kabur dalam image masyarakat menyusul digelarnya beragam acara sosial baik ajang siraturrahmi maupun mengesankan dermawan bagi anak yatim hingga warga tak mampu yang ada diseputaran trempat Gudang PT BAS berada.

Padahal pemda setempat sangan berhak untuk mendalami kebenaran informasi yang mencuat dari ciutan awal karyawan senior “Azan Ismail” sampai kepada sistem penerimaan atau perekrutan dan tingkat memenuhi kesejahteraan bagi pekerja disana. (Roesmady)

Pos terkait